Delegasi Hamas Tiba di Mesir, Tunggu Israel Bahas Gencatan Senjata
Delegasi dari Hamas tiba di Kairo pada mInggu (3/3). Mereka berniat melakukan pembicaraan penting dengan Israel mengenai gencatan senjata di Gaza, Palestina.
Pertemuan tersebut berpotensi menghentikan serangan selama enam minggu di Gaza. Amerika Serikat yang menjadi sekutu Israel mengatakan kesepakatan gencatan senjata sudah “dipersiapkan” dan disetujui oleh Israel, serta tinggal menunggu persetujuan dari kelompok militan.
Namun pihak-pihak yang bertikai hanya memberikan sedikit informasi mengenai kemajuan yang dicapai.
Dikutip dari Reuters, seorang pejabat menyanggah jika kesepakatan itu tercapai. Terlebih delegasi Israel belum mengnfirmasi kehadirannya.
Salah satu sumber yang mengetahui tentang perundingan tersebut mengatakan bahwa Israel bisa membatalkan perjanjian tersebut jika Hamas tidak terlebih dahulu memberikan daftar lengkap sandera yang masih hidup. Palestina mengatakan, tuntutantersebut sejauh ini ditolak oleh Hamas karena dianggap terlalu dini.
Namun, seorang pejabat AS mengatakan kepada wartawan: "Jalan menuju gencatan senjata saat ini sangatlah mudah. Dan ada kesepakatan yang sedang dibahas. Ada kesepakatan kerangka kerja."
Kesepakatan ini akan menghasilkan perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut, yang sejauh ini telah berlangsung selama lima bulan dan hanya jeda selama seminggu pada November lalu. Puluhan sandera yang ditahan oleh militan akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Bantuan untuk Gaza yang terkepung akan ditingkatkan untuk menyelamatkan nyawa warga Palestina yang berada di ambang kelaparan. Pertempuran akan berhenti pada waktunya untuk mencegah serangan besar-besaran Israel yang direncanakan di Rafah, di mana lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza ditahan di pagar perbatasan daerah kantong tersebut.
Pasukan Israel akan mundur dari beberapa daerah dan mengizinkan warga Gaza untuk kembali ke rumah-rumah yang ditinggalkan pada awal perang.
Gencatan Senjata Tidak Permanen
Namun, kesepakatan tersebut tidak akan memenuhi tuntutan utama Hamas untuk mengakhiri perang secara permanen, dan juga meninggalkan nasib yang belum terselesaikan bagi lebih dari setengah dari 100 sandera yang tersisa.
Para mediator Mesir telah menyarankan agar masalah-masalah tersebut dikesampingkan untuk saat ini dengan jaminan bahwa masalah tersebut akan diselesaikan pada tahap selanjutnya. Sumber Hamas mengatakan kepada Reuters bahwa para militan masih bertahan untuk mendapatkan "paket kesepakatan".
Presiden AS Joe Biden mengatakan pekan lalu bahwa kesepakatan dapat dicapai secepatnya pada Senin (4/2), meskipun AS telah menarik diri dari jadwal yang sudah ditentukan. Hal itu bertujuan untuk menghentikan perjuangan menyambut bulan puasa Ramadhan, yang akan dimulai seminggu lagi.