Perdana Menteri Belanda Mark Rutte Diangkat jadi Ketua NATO
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO telah menunjuk Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte sebagai pemimpinnya pada Rabu (26/6). Pergantian kepemimpinan ini akan dilakukan secara resmi pada 1 Oktober mendatang.
“Aliansi ini adalah dan akan tetap menjadi landasan keamanan kolektif kita. Memimpin organisasi ini adalah tanggung jawab yang tidak saya anggap mudah,” tulis Rutte di akun Twitter/X pribadinya.
Rutte menggantikan Jens Stoltenberg dari Norwegia yang sudah menjabat 10 tahun lamanya. Penunjukan Rutte menjadi formalitas belaka lantaran lawan satu-satunya, Presiden Romania Klaus Iohannis, mundur minggu lalu karena gagal mendapat dukungan.
Eks Ketua NATO, Stoltenberg, mengatakan dia menyambut hangat Rutte sebagai penerusnya.
“Mark adalah kaum Transatlantis sejati, pemimpin kuat, dan pembangun konsensus. Saya yakin saya sudah menyerahkan NATO ke tangan yang tepat,” ujar Stoltenberg dilansir dari Reuters, Kamis (27/6)
Dalam kepemimpinannya kali ini, Rutte bakal menghadapi masalah terkait bantuan NATO untuk Ukraina melawan invasi Rusia. Di sisi lain, ia harusnya menjaga agar NATO tidak terbawa langsung dalam perang di Moskow, Rusia.
“Ia juga harus menghadapi kemungkinan bahwa Donald Trump yang skeptis terhadap NATO akan kembali ke Gedung Putih setelah pemilihan presiden AS pada bulan November,” tulis Reuters.
Kembalinya Trump ini sempat membuat takut pemimpin NATO lantaran ia pernah mempertanyakan kesediaan AS untuk mendukung anggota aliansi lainnya jika mereka diserang. Rutte telah menyatakan ketertarikannya atas posisi ini sejak 2023 lalu. Ia mendapatkan dukungan awal dari anggota kunci NATO yakni AS, Inggris, Perancis, dan Jerman.
Anggota NATO dari Eropa Timur awalnya ragu atas Rutte. Menurut mereka, posisi itu harusnya dipegang oleh seseorang dari daerah mereka, untuk pertama kali. Mereka akhirnya mendukung Rutte, seseorang yang kritis terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin dan sekutu Ukraina.