Kemenlu Segera Pulangkan WNI dari Wilayah Konflik Israel - Lebanon
Kementerian Luar Negeri alias Kemenlu segera menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk segera memulangkan Warga Negara Indonesia atau WNI yang terjebak di wilayah konfik di perbatasan Israel – Lebanon agar bisa kembali ke Tanah Air.
Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Nugraha Mansury segera megeksekusi arahan Presiden Jokowi tersebut. “Kami tentu mendukung arahan Presiden," kata dia saat ditemui di Gedung Nusantara II Senayan Jakarta pada Rabu (25/9).
Ia mengimbau warga Indonesia yang berada di Lebanon untuk menjaga diri dan mengutamakan keselamatan.
Presiden Jokowi sebelumnya mengecam keras serangan udara Israel ke perbatasan Lebanon. Dia meminta seluruh negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa alias PBB memberikan reaksi cepat agar dapat menghentikan operasi militer Israel.
"Respons cepat diperlukan agar tidak semakin banyak korban atas serangan Israel," kata Jokowi usai meresmikan Groundbreaking Delonix Nusantara di Ibu Kota Negara Nusantara atau IKN, Kalimantan Timur, Rabu, (25/9) yang disiarkan dalam kanal Youtube Sekretariat Presiden.
Jokowi telah menginstruksikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk segera mengimbau WNI di Lebanon kembali ke Tanah Air. "Saya sudah menelon Menlu Retno Marsudi. Sudah diproses," ujar Jokowi.
Sebelumnya, Israel mengakui telah menghantam 1.300 titik lokasi target di Lebanon. Aksi ini menyebabkan puluhan ribu orang mengungsi.
Kementerian Kesehatan Lebanon mencatat sekitar 492 orang tewas dan 1.645 terluka akibat gelombang serangan udara Israel yang ditujukan pada lokasi yang diduga punya hubungan dengan Hizbullah. Sebanyak 35 dari korban meninggal dunia merupakan anak-anak dan 58 perempuan.
Mengutip laporan The Guardian pada Senin malam (23/9), puluhan ribu orang mengungsi dari kota-kota di selatan Lebanon menuju ibu kota Beirut akibat gempuran Israel.
Kepala Staf Angkatan Pertahanan Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan militer Israel mempersiapkan aksi lanjutan di Lebanon. “Kami menargetkan infrastruktur tempur yang telah dibangun Hizbullah selama 20 tahun terakhir,” kata Herzi.