AS Kirim Bantuan Paket Militer ke Israel Senilai Rp 131 Triliun
Israel mengumumkan akan menerima paket bantuan militer dari Amerika Serikat (AS) yang totalnya mencapai US$ 8,7 miliar atau sekitar Rp 131,6 triliun. Kebijakan tersebut dilakukan pemerintah AS meskipun jajak pendapat menunjukkan lebih dari setengah wargabya percaya bahwa bantuan militer kepada Israel seharusnya dibatasi.
Paket bantuan itu bertepatan dengan hari keempat berturut-turut serangan besar-besaran Israel ke Lebanon. Ini disebut sebagai serangan terbesar sejak perang Lebanon tahun 2006.
“Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel, Mayor Jenderal Eyal Zamir, telah menyelesaikan negosiasi di Washington untuk mendapatkan paket bantuan AS yang besar senilai US$ 8,7 miliar guna mendukung upaya militer Israel yang sedang berlangsung,” ujar Kementerian Pertahanan Israel dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu, Jumat (27/9),
Paket tersebut mencakup US$ 3,5 miliar dolar untuk pengadaan kebutuhan perang mendesak yang sudah dikirimkan ke Kementerian Pertahanan Israel (IMoD), dan US$ 5,2 miliar untuk sistem pertahanan udara, termasuk Iron Dome, David's Sling, serta sistem laser canggih.
Israel memiliki beberapa sistem intersepsi rudal, termasuk David's Sling, Arrow, dan Iron Dome. Pernyataan tersebut mencatat bahwa sesuai kesepakatan, dana dan peralatan yang disebutkan akan segera dikirimkan.
Sementara itu, Israel telah menggempur Lebanon sejak Senin (23/9) pagi, dengan serangan yang telah menewaskan sedikitnya 677 korban dan melukai lebih dari 2.500 lainnya, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.
Kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza. Serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 41.500 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak.
Masyarakat internasional telah memperingatkan tentang serangan ke Lebanon, karena hal ini dapat memperluas konflik Gaza secara regional.