Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau Dikabarkan Bakal Mengundurkan Diri
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dikabarkan bakal mengumumkan pengundurannya meskipun ia belum mengambil keputusan resmi. Sumber Reuters mengatakan kemungkinan tersebut setelah surat kabar The Globe and Mail melaporkan Trudeau akan mengumumkan pengunduran dirinya paling cepat pada Senin (6/1).
Trudeau akan mengundurkan diri setelah sembilan tahun menduduki kursi perdana menteri dari Partai Liberal yang berkuasa di Kanada. Sumber tersebut meminta untuk tidak disebutkan namanya karena mereka tidak berwenang untuk berbicara di depan umum.
Kepergian Trudeau akan membuat partai ini tidak memiliki pemimpin tetap. Partai penguasa ini dihadapkan pada krisis kepemimpinan di saat jajak pendapat menunjukkan mereka akan kalah telak dari Partai Konservatif yang beroposisi, dalam pemilihan umum yang akan diselenggarakan pada akhir Oktober 2025.
Sumber-sumber Globe and Mail mengatakan mereka tidak tahu pasti kapan Trudeau akan mengumumkan rencananya untuk mundur. Namun, mereka memperkirakan hal itu akan terjadi sebelum pertemuan darurat para legislator Liberal pada Rabu (8/1).
Semakin banyak anggota parlemen dari Partai Liberal yang khawatir dengan serangkaian jajak pendapat yang suram. Mereka secara terbuka mendesak Trudeau untuk mundur.
Kantor perdana menteri tidak segera menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja. Jadwal perdana menteri yang dipublikasikan secara rutin untuk hari Senin mengatakan ia akan berpartisipasi secara virtual dalam rapat komite kabinet mengenai hubungan Kanada-AS.
Laporan Globe and Mail menyebutkan masih belum jelas apakah Trudeau akan segera mundur atau tetap menjabat sebagai perdana menteri hingga pemimpin Liberal yang baru terpilih.
Desakan agar Trudeau Mundur Menguat
Trudeau mengambil alih jabatan sebagai pemimpin Liberal pada 2013 ketika partai ini berada dalam masalah besar dan untuk pertama kalinya turun ke posisi ketiga di House of Commons.
Jika ia benar-benar mengundurkan diri, kemungkinan besar hal ini akan mendorong seruan baru untuk mengadakan pemilihan umum yang cepat untuk membentuk pemerintahan yang stabil. Pemerintahan yang stabil penting untuk menghadapi kebijakan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump selama empat tahun ke depan.
"Perdana menteri Trudeau telah berdiskusi dengan Menteri Keuangan Dominic LeBlanc apakah ia bersedia menjadi pemimpin sementara dan perdana menteri," kata salah satu sumber kepada surat kabar tersebut. Sumber tersebut menambahkan hal ini tidak dapat dilakukan jika LeBlanc berencana untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin.
Trudeau, 53 tahun, telah mampu menangkis para legislator Liberal yang khawatir dengan hasil jajak pendapat dan hilangnya kursi aman dalam dua pemilihan khusus.
Namun, seruan agar ia mundur telah meningkat sejak Desember lalu. Saat itu, Trudeau mencoba menurunkan jabatan Menteri Keuangan Chrystia Freeland, setelah ia menolak usulan-usulannya untuk meningkatkan anggaran belanja negara.
Freeland akhirnya mengundurkan diri dan menulis surat yang menuduh Trudeau melakukan “tipu muslihat politik” dan bukannya berfokus pada apa yang terbaik untuk negara.
Trudeau mendorong kaum Liberal ke tampuk kekuasaan pada 2015 dengan menjanjikan jalan yang cerah. Ia mengusung agenda progresif yang mempromosikan hak-hak perempuan dan janji untuk memerangi perubahan iklim.
Namun, kenyataan sehari-hari dalam memerintah lambat laun membuatnya lelah dan seperti banyak pemimpin Barat lainnya. Kebutuhan untuk menangani dampak pandemi menghabiskan sebagian besar waktunya.
Meskipun pemerintah pusat menghabiskan banyak uang untuk melindungi konsumen dan bisnis, dengan defisit anggaran yang mencapai rekor, hal ini hanya memberikan sedikit perlindungan dari kemarahan publik karena harga-harga melonjak.
Kebijakan imigrasi Trudeau yang gagal juga menyebabkan ratusan ribu pendatang membanjiri negara tersebut. Hal ini membebani pasar perumahan yang sudah kepanasan.