Hadapi Perang Dagang dengan AS, Dubes Cina: Kami Siap Berdiri Bersama Indonesia


Duta Besar Cina untuk Indonesia Wang Lutong menyatakan komitmen pemerintahannya untuk terus bersama Indonesia. Menurut Wang komitmen itu juga akan diwujudkan dalam menghadapi dampak tarif impor yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
Dalam agenda peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Cina, Wang menyindir Amerika Serikat yang ia sebut tengah memanfaatkan tarif sebagai senjata untuk mengejar keuntungan sendiri. Sikap AS menurut Wang terdorong oleh kepentingan sepihak tanpa peduli dampaknya bagi negara lain.
“Cina siap berdiri bersama Indonesia untuk menjaga hak dan kepentingan kita yang sah, serta hak dan kepentingan komunitas internasional,” kata Wang pada acara yang diselenggarakan Kedutaan Besar Cina di Jakarta, seperti dikutip Jumat (18/4).
Menurut Dubes Cina, langkah yang diambil pemerintahan Donald Trump merupakan pelanggaran besar terhadap prinsip Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Sikap Trump juga disebut menjatuhkan kepercayaan terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis peraturan yang disepakati komunitas internasional.
“Langkah itu juga menimbulkan ketidakstabilan pada tatanan ekonomi global,” kata Wang.
Pada kesempatan itu, ia menyatakan bahwa komitmen untuk menguatkan kerja sama dengan Indonesia demi membela kepentingan bersama itu menunjukkan sikap Cina yang akan terus memperjuangkan pertumbuhan berkelanjutan dan perdamaian di tingkat dunia. “Kami juga hendak membina komunitas dengan masa depan bersama dengan negara-negara tetangga,” ucap Wang lagi.
Wang kemudian berharap hubungan Indonesia-Cina yang sudah memasuki tahun ke-75 menjadi titik baru dalam mewujudkan kerja sama bilateral untuk pembangunan bersama dan keadilan dunia. Ia optimistis Kerja Sama Strategis Komprehensif yang terjalin antara Indonesia semakin bermanfaat dan membawa keuntungan bersama.
Awal bulan ini, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif yang memberlakukan tarif impor "resiprokal" kepada puluhan negara di samping tarif impor dasar sebesar 10%. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak tarif resiprokal dengan pungutan 32%.
Belakangan Trump mengumumkan bahwa tarif impor yang akan diberlakukan selama 90 hari ke depan hanyalah tarif dasar 10%. Meski demikian, AS tidak menangguhkan tarif untuk Cina dan terus menaikkan tarif impor dari negara tersebut hingga sebesar 245%. Sementara Negeri Tirai Bambu memberlakukan tarif 125% untuk produk dari AS.