Mengenal Gangguan Suasana Hati, Depresi dan Pengobatannya

Tifani
Oleh Tifani
24 Oktober 2022, 11:58
depresi
Freepik
Ilustrasi, depresi.

4. DSM-5

Dokter juga dapat menggunakan kriteria untuk depresi yang tercantum dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.

Komplikasi Ganggguan Depresi

Depresi adalah gangguan mental serius yang bisa berakibat fatal bagi pengidap maupun keluarganya. Depresi sering kali menjadi lebih buruk bila tidak diobati, serta mengakibatkan masalah emosional, perilaku dan kesehatan yang memengaruhi setiap area kehidupan pengidapnya.

Beberapa komplikasi yang bisa terjadi akibat depresi, antara lain:

  • Kelebihan berat badan atau obesitas, yang bisa menyebabkan penyakit jantung dan diabetes.
  • Penyakit fisik.
  • Pelarian berupa alkohol atau penyalahgunaan narkoba.
  • Kecemasan, gangguan panik atau fobia sosial.
  • Menimbulkan konflik keluarga, kesulitan hubungan, dan masalah pekerjaan atau sekolah.
  • Isolasi sosial.
  • Muncul perasaan ingin bunuh diri, percobaan bunuh diri, atau bunuh diri.
  • Keinginan untuk mutilasi diri.
  • Kematian dini akibat kondisi medis.

Pengobatan Gangguan Depresi

Hidup dengan depresi memang berat, tetapi pengobatan dapat membantu untuk meningkatkan kualitas hidup pengidapnya. Cobalah untuk menemui ahli medis untuk meminta beberapa metode pengobatan agar menjadi lebih baik.

Apabila depresi masih tergolong ringan, perawatan diri sendiri mungkin masih bisa membantu. Jika perawatan diri sendiri sudah tidak efektif, pengidapnya mungkin memerlukan konseling psikiater atau obat yang diresepkan dokter.

Beberapa cara yang bisa dilakukan dokter untuk membantu pengidap mengatasi depresi yang dialaminya, antara lain:

1. Perawatan Mandiri

Jika depresi masih tergolong ringan, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi gejala depresi. Bagi banyak orang, olahraga teratur membantu menciptakan perasaan positif dan meningkatkan suasana hati. Mendapatkan kualitas tidur yang cukup secara teratur, makan makanan yang sehat dan menghindari alkohol (depresan) juga dapat membantu mengurangi gejala depresi.

2. Psikoterapi

Perawatan ini umumnya direkomendasikan untuk kasus depresi ringan hingga berat. Psikoterapi juga sering dikombinasikan bersama obat-obatan. Berikut jenis-jenis terapi untuk mengatasi depresi:

3. Cognitive Behavior Therapy (CBT)

Terapi ini bertujuan untuk membantu pengidap melepaskan pikiran dan perasaan negatif, serta menggantinya dengan respon positif.

4. Problem-solving Therapy (PST)

PST merupakan terapi untuk meningkatkan kemampuan pengidap menghadapi pengalaman yang memicu rasa tertekan.

5. Interpersonal Therapy (IPT)

IPT merupakan terapi gangguan depresi yang akan membantu mengatasi masalah yang muncul saat berhubungan dengan orang lain.

6. Terapi Psikodinamis

Psikodinamis merupakan terapi untuk membantu pengidap memahami apa yang dirasakannya dan bagaimana merespon perasaan tersebut. Bergantung pada tingkat keparahan depresi, pengobatan dapat memakan waktu beberapa minggu atau lebih lama. Dalam banyak kasus, peningkatan yang signifikan dapat dilakukan dalam 10 hingga 15 sesi.

7. Obat-obatan

Ketidakseimbangan bahan kimia pada otak menjadi salah satu faktor risiko depresi. Dokter dapat meresepkan antidepresan untuk membantu memodifikasi kimia otak seseorang. Umumnya obat antidepresan tidak memiliki efek stimulasi pada orang yang tidak mengalami depresi.

Antidepresan dapat memperbaiki gejala dalam satu atau dua minggu pertama penggunaan, tapi manfaat penuh mungkin tidak terlihat selama dua sampai tiga bulan. Dalam beberapa situasi obat psikotropika lain mungkin membantu.

Dokter biasanya merekomendasikan agar pasien terus minum obat selama enam bulan atau lebih setelah gejalanya membaik. Perawatan jangka panjang mungkin disarankan untuk mengurangi risiko episode depresi di masa depan untuk orang-orang yang lebih berisiko.

8. Terapi Stimulasi Otak

Jenis terapi ini biasanya lebih ditujukan pada pengidap depresi yang tidak membaik setelah diberi obat-obatan, mengalami gejala psikosis, serta pengidap yang mencoba bunuh diri. Jenis-jenis terapi stimulasi otak diantaranya:

Electroconvulsive therapy (ECT). Terapi ini dilakukan dengan mengalirkan arus listrik ke otak, melalui kulit kepala, untuk menyebabkan kejang singkat.

Transcranial Magnetic Stimulation (TMS). Jenis stimulasi otak ini dilakukan dengan menggunakan energi magnet yang diubah menjadi arus listrik di bawah tengkorak pasien. Prosedur ini bertujuan untuk membantu mengatur emosi pasien. TMS adalah pengobatan tambahan yang dikombinasikan dengan pengobatan dan non-invasif (tidak memerlukan operasi).

Vagus Nerve Stimulation. jenis terapi ini lebih jarang dilakukan. Prosedurnya dilakukan dengan memasang elektroda untuk stimulasi saraf vagus yang ditanamkan di leher pasien.

Halaman:
Editor: Agung

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...