Canggihnya Penyelundup Narkoba ke Lapas, Pakai Drone Sampai Layangan

Sorta Tobing
16 Desember 2019, 18:43
indonesia darurat narkoba, penyelundupan narkoba ke lapas
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi barang bukti narkoba yang diamankan pihak kepolisian. Ditjen PAS menyebut para penyelundup narkoba ke lapas sekarang memakai teknologi canggih, termasuk drone.

Direktur Keamanan dan Ketertiban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Tejo Herwanto menyebut para penyelundup narkoba ke lembaga pemasyarakatan (lapas) maupun rumah tahanan (rutan) punya modus operandi baru. Mereka memanfaatkan teknologi.

“Hebatnya sekarang sudah dengan drone (pesawat nirawak), layangan, hingga jasa pengiriman melalui transportasi online. Kan luar biasa,” kata Tejo seperti dikutip Antara, Minggu (15/12).

Selain itu, para penyelundup juga memanfaatkan petugas, pengunjung, tahanan pendamping yang menjalani asimilasi, gerobak sampah, hingga barang di kantin dan dapur untuk menjalankan aksinya. “Yang berani melempar dari luar tembok juga ada,” ucapnya.

Kasus di Lapas Sragen, Jawa Tengah, contohnya, menyelundupkan narkoba melalui buah-buahan, seperti jeruk. Karena itu, Ditjen PAS akan menambah sarana prasarana teknologi hingga penambahan penjaga di lapas.

Saat ini baru tujuh lapas dan rutan memiliki kamera pemantau atau CCTV yang terintegrasi dengan kantor pusat. Tahun depan, Kementerian menargetkan menambah lima ribu penjaga tahanan.

(Baca: Didominasi Ganja, Pengguna Narkoba Tahun Ini Naik Jadi 3,6 Juta Orang)

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tindak kejahatan terkait narkotika dan psikotropika mengalami tren kenaikan sepanjang 2010-2016 seperti terlihat pada grafik Databoks di bawah ini. Baru pada 2017, kejadian tindak kejahatan terkait narkoba mengalami penurunan.

Jakarta merupakan wilayah paling rawan terhadap kejahatan penggunaan narkotika, yakni mencapai 7.214 kejadian tindak pidana terkait obat-obatan terlarang. Diikuti Sumatera Utara dengan 5.907 kejadian lalu Jawa Timur dengan 3.405 kejadian.

Ditjen PAS saat ini telah berkoordinasi dengan penegak hukum lain untuk menangani peredaran narkoba di lembaga permasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan).

“Kami bekerja sama dengan Kepolisian, TNI, Badan Narkotika Nasional, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme,” kata Direktur Jenderal Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami.

Para narapidana narkoba akan dipindahkan sesuai hasil penilaian atau assessment. “Apakah mereka akan ditempatkan di Lapas Super Maximum Security, Maximum Security, atau Medium Security,” ucap Sri.

Ia juga sedang mengusulkan agar 24 lapas umum dibah menjadi lapas narkotika. Selain itu, Kementerian berencana membentuk tiga lapas khusus narkotika baru.

(Baca: BNN Kaji Tren Peningkatan Penyelundupan Narkoba di Ibu Kota Baru)

Ditjen PAS juga memberikan kesempatan kepada 21.540 narapidana kasus narkoba untuk mendapat rehabilitasi pada 2020. Ada pula crash program, yaitu pembebasan bersyarat, cuti bersyarat, dan cuti menjelang bebas bagi narapidana penyalaguna narkoba yang memenuhi syarat.

Crash progam menjadi salah satu upaya Kementerian untuk menanggulangi masalah kelebihan kapasitas atau overcrowded di lapas yang sudah sangat parah.

Indonesia Darurat Narkoba

Pada 2015 lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyebut kalau Indonesia darurat narkoba. "Negara kita ini, posisi darurat narkoba. Kenapa? Karena ada sekitar 4,5 juta pemuda tidak bisa direhabilitasi," katanya ketika itu seperti dikutip dari Kompas.com.

Badan Narkotika Nasional (BNN) sebelumnya mengatakan jumlah pengguna narkoba pada 2019 meningkat 0,03% jadi 3,6 juta orang. Komjen Pol Heru Winarko beralasan menariknya bisnis narkotika jadi alasan mengapa barang haram tersebut masih beredar.

Ia mengatakan umur pengguna narkoba rata-rata berada di rentang 15 hingga 65 tahun. Ganja masih menjadi favorit dengan 63% pengguna menggunakan narkotika jenis tersebut.

(Baca: Istana Tak Sepakat Wacana Pembubaran BNN)

Reporter: Antara, Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...