Reuni 212, Arus Lalu Lintas Sekitar Monas Padat
Menjelang aksi Reuni 212, Senin (2/12) arus lalu lintas di sekitar Monumen Nasional (Monas) terpantau padat. Kepadatan tersebut selain disebabkan oleh massa aksi yang mulai berdatangan, juga banyaknya kendaraan yang terpakir di sekitar badan jalan.
Arus lalu lintas mulai dari Jalan Ridwan Rais menuju Medan Merdeka Timur dan Selatan padat. Selain karena kendaraaan yang terparkir dan massa aksi 212 yang tumpah ruah di jalan, pedagang kaki lima musiman yang menjual serba- serbi aksesoris juga turut menambah kemacetan.
Sementara itu, arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan menuju ke arah M.H Thamrin terpantau lancar meski sedikit terhambat di dekat Jalan Agus H. Salim yang ditutup dan digunakan sebagai kantong parkir oleh panitia Reuni 212.
(Baca: Mahfud MD Persilakan Kegiatan Reuni 212 dengan Syarat)
Jalan Medan Merdeka Selatan menuju Medan Merdeka Timur juga digunakan sebagai kantong parkir bagi massa 212, namun kendaraan tetap bisa bergerak dengan ruang gerak untuk satu mobil.
Jalan M.H Thamrin menuju Jalan Medan Merdeka Barat juga terpantau padat, terlihat beberapa bus Transjakarta, mobil, dan motor berjalan pelan.
Selain arus lalu lintas yang padat, terpantau juga massa terus berdatangan menuju Monas untuk mengikuti acara Reuni 212 yang sudah dimulai sejak pukul 03.00 WIB.
Dalam acara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan turut hadir untuk memberikan kata sambutan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mempersilakan Reuni Akbar 212 kembali diadakan di Jakarta. Hanya saja, dia meminta agar Reuni 212 bisa dilaksanakan dengan tertib.
Dia juga mengatakan, para koordinator di Reuni 212 harus bisa mengatur massa dengan baik. "Yang penting dilaksanakan dengan tertib. Jangan menimbulkan keributan," kata Mahfud di kantornya, Jakarta, Rabu (27/11).
Dia juga mengatakan, pemerintah akan mengawal dan melindungi penyelenggaran Reuni 212. Hal itu demi mengurangi resiko terjadinya pelanggaran hukum.
"Kami mempersilakan tetapi supaya diatur dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan pelanggaran hukum yang telah ditentukan oleh undang-undang," kata Mahfud.
(Baca: Soal Reuni 212, Moeldoko: Jangan Terlalu Banyak Gerakan Massa)
Sedangkan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan tak perlu ada gerakan-gerakan massa seperti Reuni Akbar 212. Sebab, situasi dalam negeri sudah kondusif dan tak ada lagi hambatan psikologi maupun fisik yang dihadapi masyarakat.
Dia pun menyebut masyarakat saat ini menginginkan kedamaian agar dapat bekerja dengan tenang. "Sudahlah jangan terlalu banyak buat gerakan (massa). Toh, kita sudah paham," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11).
Sementara itu, Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak sebelumnya mengatakan acara tersebut digelar dalam rangka doa bersama untuk keselamatan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
"Mari kita putihkan Monas, kita bersujud meminta perlindungan dari Allah untuk keselamatan hingga kepulangan imam besar kita, Habib Rizieq Shihab ke Tanah Air tercinta setelah cukup lama terasingkan di Mekkah, Arab Saudi," kata Martak di kantor DPP FPI, Jakarta, Kamis (21/11).
Selain itu, Reuni Akbar 212 digelar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Martak memastikan acara ini juga bakal menjadi ajang untuk mendoakan Indonesia agar selalu aman dan damai.