Aminuddin Maruf, Santri Mantan Ketua PB PMII yang Jadi Staf Jokowi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat kejutan dengan mengumumkan jajaran staf khusus presiden, di Istana Merdeka, Kamis (21/11) sore. Tujuh di antaranya merupakan perwakilan dari kalangan milenial.
Jokowi mengatakan, para pemuda yang menjadi staf khusus (stafsus) tersebut akan menjadi temannya berdiskusi. Mereka diharapkan membawa angin segar dan berbagai inovasi maupun pemikiran yang out of the box di pemerintahan Jokowi periode kedua ini.
Salah satu dari ketujuh stafsus milenial itu adalah Aminuddin Ma'ruf. Siapakah Aminuddin Ma'ruf? Pria kelahiran Karawang, 27 Juli 1986 ini dikenal sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 2014-2017.
Aminuddin adalah alumni Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Setelah meraih gelar sarjana ekonomi, Aminuddin melanjutkan studi pascasarjana di Universitas Trisakti.
(Baca: 7 Staf Khusus dari Kalangan Milenial, Jokowi Sebut Butuh Gagasan Segar)
Sejak kuliah, Aminuddin aktif berorganisasi dan menjadi kader PMII. Sebelum dipercaya menjadi ketua umum PB PMII, ia menjabat sebagai ketua Biro Pemberdayaan Ekonomi. Di bawah kepemimpinannya, PB PMII menggelar inovasi baru dengan mengadakan Pelatihan Kader Nasional dan berbagai acara seminar maupun lokakarya untuk mencetak kader yang dapat duduk di berbagai posisi, baik di sektor strategis maupun profesional.
Namun, Aminuddin pernah tersandung kasus dengan masyarakat Palu. Kasus ini terjadi pada 16 Mei 2016 ketika Kongres XIX PMII diadakan di Palu. Dalam kata sambutannya, Aminuddin menyatakan bahwa Kota Palu dan Sulawesi Tengah merupakan daerah pusat ajaran Islam radikal. Masalah ini akhirnya dapat diselesaikan dengan kekeluargaan setelah Aminuddin meminta maaf kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Longki Djanggola, pada 17 Mei 2016.
(Baca: Putri Tanjung Bergabung, Dua Anak Konglomerat Masuk Lingkaran Jokowi)
Menggerakkan Ulama Pendukung Jokowi
Setelah masa jabatannya di PB PMII habis, Aminuddin bersama lima orang ulama muda lainnya membentuk Samawi (Solidaritas Ulama Muda Jokowi). Di organisasi ini, Aminuddin menjabat sebagai sekretaris jenderal. Tujuan organisasi ini tak lain adalah mendukung dan menggenjot perolehan suara Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Deklarasi Samawi dilaksanakan di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat pada 10 Juli 2018. Perhelatan akbar yang dihadiri 10 ribu relawan Samawi itu dihadiri oleh Jokowi. Selain Aminuddin Ma'ruf, lima ulama muda lainnya yang mendirikan Samawi adalah Ajengan Addin Jauharudin (Cirebon, Jabar), Ustaz Djihadul Mubaroq (Jawa Tengah), Ustaz Mulyadi P Tamsir (Kalimantan), Ustaz Ahmad Nawawi (Banten), dan AJengan Nizar Ahmad Saputra (Bandung, Jabar).
(Baca: Billy Mambrasar, Putra Papua Pendiri Kitong Bisa Jadi Stafsus Jokowi)
Jokowi Menjadi Saksi Nikah Aminuddin
Jokowi rupanya telah mengenal Aminuddin cukup lama. Jokowi menjadi salah satu saksi ketika Aminuddin menikah pada 17 Januari 2016. Akad nikah dilaksanakan di Masjid Istiqlal, Jakarta.
Saksi kedua juga bukan orang sembarangan. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar atau lebih dikenal sebagai Cak Imin adalah saksi kedua untuk pernikahan Aminuddin yang dilakukan secara sederhana.
Selain itu, Aminuddin bersama 25 pengurus PB PMII pernah bertemu dengan Jokowi di Istana Merdeka untuk bersilaturahmi pada 4 Februari 2017. Dalam kesempatan itu, ia sekaligus mengundang Presiden Jokowi untuk membuka Kongres PB PMII ke-19.
(Baca: Belva Devara, Pendiri Ruangguru Jadi Staf Khusus Bidang Teknologi)
Tugas Jokowi kepada Aminuddin
Ketika memperkenalkan para staf khusus presiden kepada media, Jokowi menyatakan, ia memberikan tugas khusus kepada Aminuddin. Ia akan menjadi jembatan komunikasi pemerintah kepada khalayak santri di seluruh Indonesia.
"Aminuddin Ma'ruf ini muda tapi santri. Dia saya tugaskan berkeliling ke pesantren-pesantren di Indonesia untuk menyebarkan gagasan-gagasan besar, inovasi," ujar Jokowi, di Jakarta, Kamis (21/11). Ia yakin para santri memiliki talenta luar biasa yang dapat mendorong kemajuan bangsa.
Reporter: Amelia Yesidora
