Ibu Kota Negara Pindah, Jakarta Tetap Jadi Pusat Ekonomi Indonesia

Happy Fajrian
1 September 2019, 14:58
ibu kota baru, pindah ibu kota, jakarta
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pemandangan Monumen Nasional (Monas) yang berada di jantung kota Jakarta, Senin (26/8/2019). Pemerintah memutuskan akan memindahkan Ibu Kota Negara dari Jakarta ke sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur.

Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Muhammad Diheim Biru menyatakan, meski nantinya tidak lagi menjadi ibu kota negara, tetapi Jakarta diyakini akan tetap memegang peranan penting sebagai pusat ekonomi Indonesia.

Oleh karena itu, dia menilai pembenahan Jakarta pascapemindahan ibu kota tetap perlu dilakukan. Pasalnya alasan utama pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur adalah terkait keamanan dari bencana alam dan dampak perubahan iklim.

"Saatnya jejak-jejak ekologis yang telah dipijak di daerah ini diringankan dengan membenahi fasilitas dan infrastruktur yang kelak ditinggal lembaga pemerintahan pusat di kemudian hari," katanya melalui siaran pers, Minggu (1/9).

Menurut Diheim Biru, beberapa hal yang dapat dijadikan perhatian dalam pembenahan Jakarta antara lain pembenahan aspek keramahan lingkungan seperti peredaman kebisingan, ruang terbuka hijau (RTH) dan penataan infrastruktur jalan.

(Baca: PNS dari 4 Kementerian Prioritas Dipindahkan ke Ibu Kota Baru)

Hal itu, ujar dia, perlu dilakukan menimbang bahwa Jakarta ke depan bisa saja diberikan otonomi daerah dan kemungkinan tidak berbenturan banyak kepentingan sehingga lebih leluasa pengelolaannya. Ia menambahkan, Jakarta berpotensi menjadi destinasi wisata namun sangat rentan terkena bencana alam seperti banjir dan gempa.

Diheim juga menyoroti pengelolaan air di Jakarta saat ini banyak menyerap air tanah di bawahnya sehingga memicu kenaikan permukaan air di sekitarnya.

"Penampungan drainase air juga masih menjadi isu di beberapa tempat apabila musim hujan tiba. Ini yang menyebabkan meningkatnya ketinggian air laut di sekitar wilayah Jakarta. Oleh karena itu, pemerintah perlu meningkatkan upaya pencegahan banjir," ucapnya.

Kemudian, lanjutnya, pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan biopori yang memadai dapat menjadi opsi untuk memitigasi hal tersebut sekaligus membenahi infrastruktur sistem trotoar yang lebih ramah untuk pejalan kaki.

(Baca: Pindah Ibu Kota, Jonan Sebut PLN Tambah Sambungan Listrik Kalimantan)

Sebelumnya, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan Roeslani meminta semua kalangan pelaku ekonomi termasuk para pengusaha mendukung keputusan pemerintah untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Rosan di Jakarta, Senin (26/8) pekan lalu, meyakini kajian pemindahan ibu kota telah dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dengan matang dan terukur. Meskipun demikian, dia tidak menampik bahwa proses pemindahan Ibu Kota akan membutuhkan banyak tenaga, waktu dan juga biaya.

"Saya rasa kalau ini sudah ditentukan, ya semua pihak harus siap dan mendukung keputusan dari pemerintah, baik dari segi regulator, begitu juga dari dunia usaha," ujarnya.

Seiring dengan keputusan pemerintah itu, Rosan meminta pengusaha menyambut pemindahan Ibu Kota ini dengan mempersiapkan ekspansi bisnis ke Ibu Kota baru tersebut. Dia meyakini pemindahan Ibu Kota akan memberikan peluang bisnis baru di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi baik di nasional maupun di global.

"Kita perkuat hingga ke dunia usaha, seperti apa pendanaannya, jangka waktunya. Kalau saya sering bilang terukur, terstruktur. Itu yang paling penting," katanya.

(Baca: Video: 10 Metropolitan Baru untuk Pemerataan Ekonomi)

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...