BPS Catat Pengangguran Terbuka Turun 50 Ribu Orang di Februari 2019
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pertumbuhan jumlah pengangguran terbuka pada Februari 2019 sebesar 5,01% atau berkurang sebanyak 50 ribu orang dibandingkan periode sama tahun lalu. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2019 mencapai 6,82 juta orang.
"Ada tren penurunan tingkat pengangguran terbuka sejak Februari 2016 dari 5,50% menjadi 5,33% pada Februari 2017. Kemudian 5,13% pada Februari 2018," kata dia dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (5/6).
Tingkat pengangguran terbuka tersebut lebih tinggi di perkotaan dibandingkan perdesaan dengan posisi masing-masing 6,30% dan 3,45%. Tren jumlah pengangguran yang lebih tinggi di kota juga telag terjadi sejak 2016 lalu.
(Baca: Optimisme Pelaku Bisnis Triwulan I Turun, Terendah Sejak 2016)
Dari tingkat pendidikan, tingkat pengangguran terbuka untuk Sekolah Menengah Kejuruan masih tertinggi di antara pendidikan lain, yaitu 8,63%. Tingkat pengangguran tertinggi berikutnya ialah Diploma I/II/II sebesar 6,89%.
"Dengan demikian, ada penawaran tenaga kerja tidak terserap pasar kerja, terutama pada tingkat pendidikan SMK dan diploma," katanya.
Sementara, lulusan pendidikan rendah cenderung mau menerima pekerjaan apa saja. Hal ini tercermin dari tingkat pengangguran terbuka SD ke bawah sebesar 2,65%. Namun demikian, penurunan pengangguran terjadi pada semua tingkat pendidikan.
Adapun jumlah angkatan kerja pada Februari 2019 sebanyak 136,18 juta orang atau naik 2,24 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari jumlah tersebut, penduduk bekerja mencapai 129,36 juta orang atau naik 1,80% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
(Baca: Sektor Industri Masih Penyumbang Terbesar Pertumbuhan Ekonomi)
Seiring dengan hal tersebut, tingkat partisipasi angkatan kerja mengalami peningkatan 0,12% secara tahunan menjadi 69,32%. Peningkatan partisipasi angkatan kerja mengindikasikan adanya potensi ekonomi dari sisi pasokan tenaga kerja yang meningkat.
Berdasarkan jenis kelamin, tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki sebesar 83,18%, sementara perempuan hanya sebesar 55,50%. Dibandingkan setahun yang lalu, masing-masing mengalami peningkatan sebesar 0,17% dan 0,06%.
Berdasarkan struktur lapangan kerja, pekerjaan utama di Indonesia belum mengalami perubahan. Pekerjaan utama mayoritas ialah pertanian sebesar 29,46% dari jumlah penduduk bekerja. Kemudian, perdagangan sebesar 18,92%, dan industri pengolahan sebesar 14,09%.
(Baca: FAKTA dan DATA : Serbuan Tenaga Kerja Asal Tiongkok)
Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan pada tiga sektor tersebut dapat memberikan dampak besar kepada para pekerja. Sebab, mayoritas pekerja berada di tiga sektor tersebut.
Namun, sejumlah lapangan kerja mengalami penurunan jumlah tenaga kerja. Sektor pertanian mengalami penurunan tenaga kerja sebesar 1%, adminsitrasi pemerintahan turun 0,23%, serta informasi dan komunikasi turun 0,06%. "Sementara sektor lain, jumlah tenaga kerjanya meningkat secara tahunan," kata dia.