Disebut Organisasi Sesat, PBNU Minta Dubes Arab Saudi Dipulangkan
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memprotes keras cuitan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Osamah Muhammad Al-Suaibi. PBNU menilai Osamah telah menodai hubungan diplomatik Indonesia-Arab Saudi lantaran cuitan di akun Twitter-nya @Os_alshuibi yang menyebut Gerakan Pemuda Ansor sebagai organisasi sesat.
Dalam cuitannya pada Minggu (2/12), Osamah menyebutkan Reuni 212 yang berlangsung di kawasan Monumen Nasional (Monas) merupakan reaksi dari pembakaran bendera bertuliskan tauhid yang dilakukan organisasi sesat dan menyimpang. Seperti diketahui, pelaku pembakar bendera merupakan anggota GP Ansor yang terafiliasi dengan PBNU.
(Baca: Pemerintah Tak Akan Buat Aturan Khusus Soal Bendera Tauhid)
Ketua PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, pernyataan Osamah telah mencampuri urusan politik suatu negara di luar kewenangannya. Hal tersebut merupakan pelanggaran keras diplomatik. "Hal ini jelas mengganggu hubungan diplomatik RI-Saudi Arabia," kata Aqil melalui siaran pers, Senin (3/12). Cuitan tersebut kemudian dihapus dari akun @Os_alshuibi dan diganti dengan imbauan agar wisatawan Saudi menghindari kawasan Monas dan sekitarnya agar tidak terjebak kemacetan.
Said pun menilai Osamah sengaja menyebarkan fitnah. Sebab, Osamah menuduh aksi pembakaran bendera dilakukan oleh anggota organisasi yang sesat atau menyimpang.
Padahal, GP Ansor sudah memberikan sanksi terhadap oknum yang melakukan pembakaran. Sanksi tersebut diberikan karena tindakan pelaku dianggap telah keluar dari aturan GP Ansor. "Ansor, bahkan kami keluarga besar NU menyesalkan kejadian tersebut," kata Said.
PBNU pun mendesak pemerintah untuk menyampaikan nota kepada pemerintah Saudi agar memulangkan Osamah. Menurut Said, hal ini sebagai bagian dari sanksi atas cuitan Osamah di akun Twitter-nya. "Atas tindakannya yang gegabah dengan mencampuri urusan politik negara Indonesia," kata Said.
(Baca: TKN Jokowi-Ma'ruf Sebut Reuni 212 Sarat Muatan Politik)