Jasa Raharja Santuni Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air JT 610
PT Jasa Raharja (Persero) siap memberi santunan kepada seluruh korban penumpang kecelakaan pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan laut utara Karawang, terbang dari Bandar Udara Soekarno Hatta Banten (CGK) menuju Bandar Udara Depati Amir di Pangkal Pinang (PGK), Senin (29/10) pada sekitar pukul 06.33 WIB.
"Berdasarkan UU No 33 dan PMK No. 15 tahun 2017, bagi korban meninggal dunia, Jasa Raharja siap menyerahkan hak santunan sebesar Rp 50 juta dan untuk korban luka perseroan akan menjamin biaya perawatan rumah sakit dengan biaya perawatan maksimum Rp 25 juta," kata Direktur Utama Jasa Raharja, Budi Rahardjo S dalam keterangan tertulis.
(Baca: Kronologi Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 Jakarta – Pangkal Pinang)
Guna menindaklanjuti kejadian tersebut, perusahaan yang juga telah menerima laporan akan dan langsung berkoordinasi dengan BASARNAS, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan dan Pihak Lion Air, serta hadir langsung di Crisis Center Bandara Dipati Amir Pangkal Pinang, Kantor Lion Air Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta dan Kantor BASARDA DKI Jakarta untuk memastikan keterjaminan penumpang.
Perusahaan menyampaikan prihatin atas peristiwa tersebut dan seluruh penumpang pesawat tersebut dipastikan mendapat perlindungan Jasa Raharja.
Sebelumnya, Pesawat Lion Air JT-610 rute Bandara Internasional Soekarno Hatta- Bandara Depati Amir Pangkalpinang hilang kontak pada Senin pagi sekitar pukul 06.33 WIB. Pesawat bernomor registrasi PK-LQP dilaporkan terakhir tertangkap radar pada koordinat 05 46.15 S - 107 07.16 E. Pesawat ini berangkat pada pukul 06.10 WIB dan sesuai jadwal akan tiba di Pangkal Pinang pada Pukul 07.10 WIB.
(Baca: BNPB: 181 Penumpang dalam Penerbangan Lion Air JT-610).
"Pesawat sempat meminta return to base sebelum akhirnya hilang dari radar," kata Kepala Bagian Kerja sama dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Sindu Rahayu.
Menurut keterangan Lion Air, pesawat mengangakut 189 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua penumpang bayi. Termasuk dalam penerbangan ini, ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi.
Pesawat dikomandoi Capt. Bhavye Suneja dengan copilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.
“Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan copilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang, kata Danang”