Puluhan Orang Meninggal dan Ribuan Mengungsi Akibat Gempa Lombok

Dimas Jarot Bayu
6 Agustus 2018, 10:17
Gempa Lombok
ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Seorang perempuan melintas dekat kios yang temboknya roboh pascagempa bumi di Dusun Lendang Bajur, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Senin (6/8/2018).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sementara mencatat 82 orang meninggal dunia akibat gempa bumi dengan magnitudo 7 skala richter (SR) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8). Selain itu, ratusan orang luka-luka dan ribuan orang mengungsi ke tempat yang aman.

Rinciannya, 65 korban meninggal dunia berasal dari Kabupaten Lombok Utara, sembilan korban di Lombok Barat, dua korban si Lombok Tengah. Kemudian, empat orang meninggal dunia di Kota Mataram, dan dua lainnya di Lombok Timur.

"Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/8).

(Baca juga: Megathrust Selatan Jawa: Bencana Laten yang Ancam Jakarta)

Ada pun, korban luka-luka saat ini banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit. Pasalnya, kondisi bangunan banyak yang rusak akibat gempa tersebut.

Saat ini, Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan.

Sutopo mengatakan, kebutuhan mendesak sekarang adalah tenaga medis, air bersih, permakanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing dan kebutuhan dasar lainnya. Menurut Sutopo, tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan.

Dua helikopter untuk mendukung penanganan darurat telah dikirimkan. TNI juga memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi pada Senin pagi.

"Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar," kata Sutopo.

Menurut Sutopo, gempa dengan magnitudo 7 SR adalah gempa utama (main shock) dari rangkaian gempa sebelumnya. Hingga Senin (5/8) pukul 22.00 WIB, terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil.

Pascagempa, kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram akan diliburkan. Hal itu dilakukan karena khawatir bangunan sekolah membahayakan siswa.

Sutopo memperkirakan, jumlah korban terus bertambah. "Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan," kata Sutopo.

Sementara itu Kementerian Sosial mengerahkan seluruh personel Taruna Siaga Bencana (Tagana), Kampung Siaga Bencana (KSB), dan para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang ada di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB), Bali dan Jawa Timur untuk aktif membantu korban gempa di Pulau Lombok dan sekitarnya.

"Seluruh Tagana dan Pendamping PKH di NTB dan Bali agar segera konsolidasi dan saling info tentang kondisi di wilayahnya. Tetap tenang dan semangat kemanusiaan terjaga. Saya minta ketiga unsur ini aktif membantu korban gempa," kata Menteri Sosial Idrus Marham dalam keterangannya di Jakarta, Senin (6/8) seperti dikutip dari Antaranews.

Idrus menerangkan Tim dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Kementerian Sosial juga telah berada di Lombok untuk memimpin proses konsolidasi seluruh personel, evakuasi dan asesmen korban bencana gempa.

Kemensos telah mendirikan dapur umum sejak gempa pada Minggu (29/7) yakni di Kecamatan Sembalun, Kecamatan Sambelia, dan Kecamatan Bayan. Tim Kemensos, lanjutnya, juga melakukan pendataan jumlah korban, bantuan untuk korban luka maupun santunan untuk ahli waris korban meninggal.

Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...