Polisi: Kerusuhan di Mako Brimob Tak Didalangi ISIS

Dimas Jarot Bayu
9 Mei 2018, 13:09
Kerusuhan Mako Brimob
ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Personil Brimob berjaga di depan Mako Brimob Kelapa Dua pasca bentrok antara petugas dengan tahanan Rutan Brimob di Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5) dini hari.

Kepolisian RI masih melakukan proses negosiasi dengan para narapidana terorisme yang membuat kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. Narapidana terorisme bentrok dengan petugas Rutan Mako Brimob pada Selasa malam (8/5), sekitar pukul 19.30 WIB.

Kepala Biro Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal mengatakan, negosiasi dilakukan agar para narapidana dapat tenang dan mengikuti semua aturan. “Kami lakukan soft approach. Pendekatan dan upaya lain juga sudah kami lakukan,” kata Iqbal di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5).

Menurut Iqbal, saat ini situasi di Rutan Mako Brimob dapat dikendalikan. Dia membantah jika polisi menambah personil untuk pengamanan di Rutan Mako Brimob. Rencana pengamanan dan strategi yang dipakai kepolisian masih melalui pendekatan persuasif. “Karena ini napi terorisme sehingga kami harus punya strategi khusus,” ujar Iqbal.

Dia juga menepis kabar kerusuhan tersebut didalangi oleh kelompok militan ISIS. Kabar itu sebelumnya beredar melalui situs kelompok intelijen SITE berdasarkan laporan kantor berita Amaq News Agency milik ISIS.

Dalam laporan tersebut dijelaskan bahwa terjadi baku tembak yang cukup sengit antara anggota ISIS dengan Densus 88 di Rutan Mako Brimob.

Iqbal mengatakan, pemicu kerusuhan hanya karena masalah titipan makanan narapidana terorisme yang belum diberikan oleh petugas Rutan. Ketika itu, titipan makanan harus diverifikasi sesuai prosedur. Namun narapidana terorisme tak terima dan mengajak rekan-rekannya untuk melakukan kerusuhan.

Hal senada disampaikan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono. Menurutnya, peristiwa ini awalnya bermula ketika narapidana terorisme menanyakan titipan makanan dari keluarganya kepada petugas rutan. Hanya saja, petugas menyatakan jika titipan tersebut berada di anggota lainnya.

Akibat tak terima, narapidana terorisme tersebut mengajak rekan-rekannya melakukan kerusuhan. Argo mengatakan, kerusuhan terjadi di Blok B dan C Rutan Mako Brimob. “Napi membobol pintu dan dinding sel, kemudian tidak terkontrol lagi,” kata Argo dalam keterangannya, Rabu (9/5).

Para narapidana lalu berlarian dan menyebar keluar sel. Mereka lalu mengarah ke ruangan penyidik.

Ketika itu terdapat empat anggota penyidik Densus 88 yang sedang memeriksa tersangka baru, yakni Iptu Sulastri, Brigadir Lalu Abdul Haris, Briptu Hadi Nata, dan Bripda Muh Ramdhani. Mereka diketahui dipukuli oleh para narapidana yang kabur.

Menurut Argo, Sulastri mengalami luka memar di mata sebelah kiri dan mulut. Abdul Haris mengalami luka sobek dalam di kepala belakang. Sementara Hadi mengalami luka sobek di kepala. “Ramdhani luka di kepala terkena lemparan asbak,” kata Argo.

Hingga saat ini, penjagaan di Rutan Mako Brimob masih berlangsung. Polisi diketahui memasang pagar kawat berduri di sekeliling area Mako Brimob.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...