Belum Didukung Parpol Jadi Capres, Gatot Nurmantyo Diusung Relawan
Hingga kini belum ada satu pun partai politik yang secara resmi mengusung mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo untuk berlaga dalam pemilihan presiden 2019. Namun, keadaan tersebut membuat beberapa orang mendukung Gatot maju sebagai calon presiden (capres) periode 2019-2024.
Para pendukung Gatot ini membentuk kelompok relawan Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR) dan menyampaikan deklarasi dukungannya di Restoran Pulau Dua, Jakarta, Jumat (6/4). Mereka menyatakan deklarasi setelah menunda Gatot pensiun dari TNI pada 1 April lalu.
"Kami dari Presidium Nasional GNR mendukung Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai pemimpin masa depan Indonesia tahun 2019-2024," kata Ketua Presidium Nasional GNR Dondi Rivaldi.
Gerakan dukungan kepada Gatot tidak hanya bergema menjelang Pilpres. Saat Gatot masih aktif sebagai Panglima TNI, Dondi telah menyatakan dukungannya agar Gatot maju sebagai capres. Ketika itu, Dondi menyatakan dirinya sebagai pimpinan Presidium Front Eksponen 98. Dondi juga pada September 2017 mengadakan kegiatan gerakan nonton bareng film tragedi 30 September 1965 yang digagas Gatot.
(Baca juga: Jalan Terjal Gatot Nurmantyo Maju Pilpres 2019)
Dondi mengklaim para relawan GNR berasal dari kalangan aktivis, nelayan, buruh, mahasiswa, dosen, hingga santri. Namun, Dondi memiliki data dan tak dapat memberikan perkiraan jumlah para pendukung dari gerakan relawan ini.
Menurut Dondi, deklarasi di Jakarta merupakan langkah awal GNR dan dilanjutkan dengan kegiatan serupa di 19 provinsi lainnya. Nantinya, GNR akan menggalang dukungan mulai dari kota hingga desa untuk dapat meningkatkan elektabilitas Gatot dalam bursa Pilpres 2019.
Namun, GNR belum berencana membangun lobi agar partai politik mengusung Gatot. "Kami tidak menganalisis partai politik, kami hanya menghimpun semangat teman-teman yang mau mendukung Pak Gatot," kata Dondi.
Selain GNR, deklarasi dukungan terhadap Gatot datang dari Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN). Ketua RSPN Rama Yumatha mengatakan, kelompoknya terdiri dari orang-orang yang mengagumi Gatot dan menginginkannya menjadi Presiden periode 2019-2024.
(Baca juga: Anies dan Gatot Kandidat Cawapres, Gerindra Pantau Elektabilitas)
Pengamat politik menilai tak mudah bagi Gatot melaju di Pilpres 2019. Faktor utama penghambat yakni Gatot hingga kini belum mendapatkan dukungan dari partai politik. Persyaratan partai politik untuk mengajukan capres dan cawapres pun tak mudah, yakni harus memenuhi syarat ambang batas pencalonan seperti diatur Pasal 222 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Syaratnya parpol memiliki 20% dari jumlah kursi di parlemen atau 25% dari suara sah nasional pada pemilu legislatif.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya sebelumnya mengatakan, tak mudah buat Gatot mencalonkan diri sebagai capres karena sebagian besar partai telah melabuhkan dukungannya untuk dua poros utama dalam Pilpres 2019, yakni Presiden Joko Widodo dan Prabowo.
Jokowi telah memiliki lima partai pengusung, yakni PDIP, Golkar, Hanura, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Nasdem. Sementara Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah memberikan sinyal mendukung Prabowo maju dalam Pilpres 2019.
Tinggal tiga partai yang saat ini belum menyatakan arah dukungan politiknya, yakni Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat, dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun sebagai sosok non-partai, Yunarto menilai Gatot harus memiliki modal elektoral untuk bisa dipinang ketiga partai tersebut.
Sayangnya, Gatot belum cukup populer di masyarakat dengan tingkat pengenalan terhadap Gatot masih berada di bawah 50%. Elektabilitas Gatot pun cenderung masih di bawah 5% dari berbagai survei.
"Jadi namanya baru dikenal di level orang-orang yang mengerti dan mengikuti politik, belum di level grassroot," kata Yunarto.
(Baca juga: Jokowi, Prabowo dan Gatot Nurmantyo Diusung Jadi Bakal Capres PAN)
Dalam berbagai survei, elektabilitas Gatot masih di bawah beberapa tokoh lainnya seperti Jokowi, Prabowo, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Pemenangan Pilkada dan Pilpres Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Survei Populi Center dengan simulasi top of mind yang dirilis pada Rabu (28/2) menyatakan bahwa Gatot memiliki elektabilitas sebesar 0,7% sebagai capres pada Pilpres 2019. Elektabilitas Gatot dalam survei Populi berada di posisi keempat menyusul Jokowi (52,8%), Prabowo (15,4%), dan mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (0,9%).
Survei Poltracking yang dirilis pada Minggu (18/2) menyebutkan elektabilitas Gatot bertengger pada posisi keempat sebesar 2,3%. Elektabilitas Gatot menyusul posisi Jokowi (55,9%), Prabowo (29,9%), dan Anies (2,8%).
Sementara bila posisinya sebagai cawapres, berdasarkan hasil survei Alvara Research Center pada Jumat (23/2) menunjukkan elektabilitas naik. Gatot dianggap sebagai representasi dari kalangan militer sehingga bila berpasangan dengan Jokowi, mendapat persetujuan dari 69,1% responden.