Menag Tunggu Keputusan Arab Saudi Soal Ibadah Haji hingga Awal Juni
Pemerintah belum memutuskan pelaksanaan ibadah haji pada tahun ini. Pasalnya, Kementerian Agama atau Kemenag masih menanti informasi perkembangan Covid-19 dari Kerajaan Arab Saudi.
Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan pemerintah sebenarnya telah memberi tenggat waktu hingga 20 Mei 2020 untuk mendapat informasi dari Arab Saudi. Namun, negara tersebut belum juga membuat keputusan terkait pelaksanaan ibadah haji.
"Jadi deadline kami undur menjadi 1 Juni 2020," kata Fachrul usai rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (19/5).
Menurutnya, perubahan tenggat waktu tersebut sesuai arahan Jokowi yang sebelumnya berkomunikasi dengan Raja Salman. Fachrul pun memperkirakan kepastian ibadah haji bakal diputuskan setelah kondisi membaik.
(Baca: Arab Saudi Lockdown 5 Hari saat Libur Idul Fitri demi Cegah Covid-19)
(Baca: Video: Arab Saudi Longgarkan Lockdown, Bagaimana Nasib Ibadah Haji? )
Ia pun mengatakan pemerintah telah menyiapkan tiga alternatif pelaksanaan haji. Pertama, jamaah haji akan diberangkatkan seluruhnya sesuai dengan kuota tahun ini.
Kedua, jemaah yang diberangkatkan ke Tanah Suci hanya sebagian dari total kuota. Hal ini agar aturan pembatasan sosial tetap dilaksanakan saat menjalankan ibadah haji. "Yang ketiga, gagal berangkat semua," ujar dia.
Apalagi, menurut Fachrul, waktu persiapan ibadah haji pada tahun ini sangat terbatas. Rencananya, pemberangkatan jamaah haji Indonesia pada kloter pertama dimulai pada 26 Juni 2020.
Sebelumnya, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi meminta umat Islam seluruh dunia untuk menunda persiapan ibadah haji. Imbauan tersebut untuk mencegah pandemi virus corona semakin meluas secara global.
Pemerintah Arab Saudi juga meminta umat Islam untuk menunggu sampai ada kejelasan terkait Covid-19. Meskipun, otoritas Arab Saudi menyatakan siap melaksanakan ibadah haji.
"Dengan keadaan pandemi global saat ini, kerajaan terpanggil untuk melindungi kesehatan umat Muslim. Oleh karena itu kami telah meminta semua kaum Muslim di seluruh dunia untuk menunggu sebelum melakukan kontrak haji hingga situasinya jelas," kata Menteri Mohammed Saleh Benten dikutip dari Aljazeera.