Kasus Corona Kian Melonjak, IDI Minta Pemerintah Tambah RS Rujukan

Image title
14 Desember 2020, 21:19
dokter, rumah sakit, covid-19
ANTARA FOTO/Zabur Karuru/hp.
Pekerja merapikan ruangan isolasi di Sarana Olaraga Tri Dharma yang dijadikan ruang isolasi mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur, Senin (20/7/2020). Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah tambah RS rujukan Covid-19.

Kasus Covid-19 yang belum menunjukkan tren pemulihan membuat sejumlah rumah sakit rujukan daerah ikut kewalahan. Oleh sebab itu Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta pemerintah menambah jumlah dan kapasitas rumah sakit rujukan agar pasien dapat ditangani maksimal.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih menyatakan, pihaknya menerima laporan saat ini kapasitas rumah sakit daerah telah terisi 80%. Dengan kondisi seperti itu, maka pasien sulit mendapatkan perawatan yang memadai.

Terlebih dia menilai, sejak menghadapi libur panjang, kasus aktif Corona ikut melonjak. Oleh karena itu ia menghimbau, untuk menghadapi libur Natal dan tahun baru (nataru), penanganan kasus maupun ketersediaan rumah sakit perlu diperluas.

“Karena itu, penambahan kasus di awal tahun perlu diantisipasi agar penyediaan kapasitas rumah sakit tersedia dengan cukup,” ujar Daeng kepada Katadata.co.id, Senin (14/12).

 Daeng mengatakan, kapasitas rumah sakit di zona merah seperti Jakarta dan Surabaya masih menjadi fokus utama. Saat ini IDI telah mengirimkan 1.500 relawan dokter maupun tenaga medis ke dua wilayah tersebut.

Makanya dia berharap pemerintah setempat memperkuat pelayanan, alat kesehatan, serta logistik obat-obatan. “Kami juga terus berkoordinasi dan saling mengisi dengan pemerintah setempat, untuk memaksimalkan kapasitas rumah sakit daerah,” katanya.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Senin (14/12), kasus aktif Covid-19 naik 5.489 menjadi  623.309 jiwa. Dari angka tersebut, sebanyak 93.396 atau 15% merupakan kasus aktif.  Sedangkan angka kematian pasien corona hari ini bertambah 137 menjadi 18.956 orang.

Sampai hari ini, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat masih menjadi provinsi dengan kasus corona tertinggi.  Kasus aktif di Jakarta bertambah menjadi 152,499 atau naik 24,7%. Sedangkan total kasus Jawa Timur dan Jawa Barat sebanyak 69,921 dan 66,517.

 Sedangkan Pemerintah provinsi Jawa Tengah telah menambah jumlah tenaga kesehatan untuk ditempatkan di dua lokasi isolasi yakni Asrama Haji Donohudan, Boyolali dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM), Kota Semarang.  Asrama Haji Donohudan memiliki kapasitas 874 tempat tidur, sedangkan BPSDM mampu menampung 400 sampai 600 pasien.

Mereka juga akan menambahruang isolasi dan intensive care unit (ICU) demi mengantisipasi lonjakan jumlah pasien Covid-19. "Sehingga, kalau sudah parah, maka rumah sakitnya mampu menampung (Pasien)," kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di Semarang, Senin (14/11) dikutip dari Antara.

Ketua Departemen Epidemiologi Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono meminta pemda segera mencari relawan medis, untuk membantu penanganan kasus aktif Corona. Di samping itu, kapasitas rumah sakit yang sudah tak memadai perlu dicarikan alternatif agar pasien dapat ditangani.

“Pembangunan rumah sakit ini tidak perlu baru. Bisa saja stadium dijadikan rumah sakit, maka dari itu siapkan dananya,” katanya akhir November lalu.

Sambil menunggu program vaksinasi, Tri menyarankan pemerintah untuk membuat peraturan yang lebih ketat untuk meningkatkan pencegahan, termasuk pelaksanaan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak) dan 3T (tracing, testing, dan treatment).

Reporter: Annisa Rizky Fadila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...