Kemenkes Lihat Masyarakat Mulai Jenuh, Gerakan 3M Corona Diabaikan
Kementerian Kesehatan menyatakan semakin banyak masyarakat yang tak mematuhi protokol kesehatan. Hal itu pun menyebabkan kasus Covid-19 terus meningkat.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan penerapan gerakan 3M mulai menurun sejak libur panjang akhir Oktober 2020. Akibatnya, kasus Covid-19 di Tanah Air melonjak tajam pada 8 hingga 22 November 2020.
Dia menilai hal itu terjadi karena masyarakat mulai lelah dengan protokol 3M yang terdiri dari menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker. Hal itu telah membatasi sosialisasi dan interaksi sehingga membuat masyarakat merasa jenuh.
Apalagi masyarakat Indonesia bersifat komunal. "Dari sifat masyarakat ini kita lihat terutama saat libur panjang ada penurunan penerapan 3M," katanya.
Selain alasan tersebut, Siti mengatakan masih banyak individu-individu yang tidak memercayai Covid-19. Kondisi itu diperparah dengan adanya sejumlah berita atau informasi hoaks yang sengaja disebarluaskan.
Akibatnya, masyarakat semakin tidak percaya dengan penyebaran virus corona. Selain itu, faktor psikologis juga membawa pengaruh kepada masyarakat sehingga penerapan 3M mulai agak menurun.
Di sisi lain, dia tidak menampik bahwa penerapan 3M belum menjadi sebuah kebiasaan di masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah dan duta adaptasi kebiasaan baru akan berupaya maksimal untuk melaksanakan sosialisasi.
"Ini kan termasuk perubahan perilaku ya, jadi masyarakat kita itu harus terus diingatkan soal 3M agar menjadi sebuah kebiasaan dan bagian dari gaya hidup," ujar Siti dilansir dari Antara pada Jumat (11/12).
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan