Ada Varian Baru Covid-19, Masyarakat Diimbau Tak Tunda Vaksinasi
Munculnya varian baru virus corona disebut tidak akan mempengaruhi efektifitas vaksin Covid-19 yang diberikan kepada masyarakat. Hal ini dijelaskan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito.
Ia mengatakan vaksin adalah intervensi yang sudah teruji manfaat kesehatan bagi masyarakat dalam menyelamatkan nyawa. Menurutnya, jika salah satu vaksin yang ada saat ini terbukti kurang efektif terhadap 1 atau lebih varian, maka temuan tersebut akan menjadi dasar perbaikan komposisi vaksin untuk melindungi dari varian baru virus corona secara spesifik.
"Layaknya berperang, kita harus memanfaatkan senjata yang ada untuk dapat menang," ujar Wiku dalam keterangan pers perkembangan penanganan Covid-19 di Graha BNPB, Selasa (9/3).
Pemerintah Indonesia berkomitmen terus melakukan penelitian untuk meningkatkan kualitas vaksin yang ada saat ini. Pemerintah juga akan berupaya melakukan percepatan vaksinasi di Indonesia, dan juga memprioritaskan kelompok yang rentan untuk menekan laju penularan dan kemunculan varian baru. Untuk itu, masyarakat disarankan tidak menunda vaksinasi atas dasar kekhawatiran varian baru yang muncul.
Saat ini para peneliti dan ilmuwan lembaga pemerintahan bidang kesehatan sedang bekerja keras mengidentifikasi varian virus baru melalui Whole Genum Sequencing atau cara melihat identitas virus. Temuan ini kemudian dikumpulkan melalui GISAID, untuk dilihat pengaruhnya terhadap perilaku virus.
Adapun para produsen vaksin saat ini terus menyesuaikan produksi vaksin dengan evolusi yang terjadi pada varian virus Covid-19 sebelumnya. Sebagai contoh, produsen memasukkan lebih dari 1 strain dalam pengadaan produk vaksin dan menambahkan suntikan penguat atau booster.
"Uji klinis juga harus dirancang dengan baik, agar memungkinkan penilaian setiap perubahan efikasi dan dapat terlihat, harus memiliki skala dan keragaman yang memadai untuk memungkinkan hasil interpretasi yang jelas," ucap Wiku.
“Mengenai kemunculan varian baru, mutasi virus adalah proses yang normal di mana semua virus termasuk Sars-Cov2 menggandakan diri. Ketika virus menyebar luas di suatu populasi dan menyebabkan angka kasus yang tinggi, maka kemungkinan virus bermutasi juga meningkat,” ujar Wiku.
Adapun menurut Wiku, sebagian besar mutasi virus ini tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap kemampuan virus dalam memicu infeksi atau penyakit. Namun, berdasarkan lokasi perubahan pada material genetik virus, maka sangat mungkin mempengaruhi sifat virus seperti sifat penularannya. Bisa lebih lambat atau lebih cepat menular dan juga tingkat keparahan yang ditimbulkan.
Untuk itu vaksin Covid-19 yang sedang dalam pengembangan atau sudah disetujui diharapkan dapat memberikan setidaknya beberapa proteksi untuk melawan varian virus baru. Karena pada prinsipnya vaksin Covid-19 dalam pengembangannya memperhatikan respon imun yang luas dan mempertimbangkan berbagai antibodi dan sel.
"Oleh karena itu, perubahan atau mutasi pada virus tidak membuat vaksin menjadi tidak efektif sama sekali," tutur Wiku.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan