Mendagri Pesimistis Indonesia Bisa Nol Kasus Covid-19
Kesuksesan pemulihan ekonomi Indonesia akan sangat bergantung pada pengendalian Covid-19. Namun, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pesimistis Indonesia dapat menekan penularan Covid-19 hingga nol kasus atau zero transmission.
"Mungkin tidak ada negara yang bisa nol kasus," kata Tito dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, Selasa (4/5).
Menurut dia, negara yang mengklaim nol kasus justru berpotensi membawa virus ke negara lain. Meski demikian, menurut dia, penyebaran virus corona tetap harus ditekan. Ia meminta seluruh daerah dapat berpartisipasi aktif.
Tito mengatakan, ada empat strategi utama yang dapat diterapkan daerah untuk mengendalikan pandemi. Pertama, mengurangi dan menekan kasus aktif. Ia berharap kasus positif di seluruh daerah bisa melandai. "Setidaknya jangan sampai naik," kata dia.
Maka dari itu, kampanye 3M+2 (Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak + Menjauhi kerumunan dan Mengurangi mobilitas) harus ditegaskan dengan regulasi dan hukuman. Kampanye ini juga harus didukung oleh penegakan hukum Polisi, TNI, dan warga setempat.
Kedua, mempercepat proses penyembuhan pasien Covid-19. Ia berharap setiap daerah dapat mencatat angka kesembuhan di atas rata-rata nasional saat ini yang mencapai 91,3%. Hal tersebut, antara lain dapat dicapai dengan penyediaan kapasitas perawatan medis, meningkatkan pasokan plasma konvalesen yang dapat menjadi terapi tambahan penyembuhan, hingga bantuan psikologis untuk pasien.
Ketiga, mengurangi dan menekan kematian. Strategi tersebut dapat dilakukan dengan meningkatkan jumlah personil dan peralatan medis, pasokan obat-obatan yang memadai, serta pemisahan kelompok pasien umum dengan pasien komorbid. Lalu, perlindungan terhadap kelompok rentan dengan kebijakan ketat seperti WFH dan melakukan standarisasi perawatan rumah sakit rujukan Covid-19.
Keempat, menjaga ketersediaan tempat tidur dengan menjaga angka bed occupation ratio (BOR) di bawah 70% dan mengefektifkan pengelolaan lokasi isolasi pasien. Selanjutnya, meningkatkan fasilitas isolasi dan kapasitas tempat tidur rumah sakit.
India menjadi contoh kelam lonjakan kasus karena gelombang kedua Covid-19. Padahal, negara itu sempat dinilai berhasil menangani penularan penyakit yang disebabkan virus corona tersebut. Namun dalam waktu kurang sebulan semuanya hancur lebur. Kasus Covid-19 India melonjak drastis, bahkan lebih parah dibandingkan gelombang pertama.
Indonesia berpotensi mengulang kisah kelam India. Kementerian Kesehatan mencatat sudah ada sejumlah indikasi yang memperlihatkan lonjakan kasus corona dalam kurun sepekan terakhir. Salah satu indikasi terlihat dari penambahan kasus positif harian yang mulai mengalami tren peningkatan.
Pasien positif Covid-19 bertambah 4.730 orang per 3 Mei 2021. Total Kasus mencapai 1.682.004 dengan 1.535.491 pasien dinyatakan sembuh dan 45.949 orang meninggal dunia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tambahan kasus corona biasanya di kisaran 4.000 hingga 5.500 orang. Namun, dalam sepekan terakhir melebihi batas rentang tersebut. “Kita lihat grafiknya yang diupayakan turun sejak awal Februari sampai Maret. Di April terlihat ada sedikit seolah-olah tren kenaikan,” kata Siti Nadia dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 30 April 2021.
Dilihat berdasarkan wilayahnya, ada sembilan provinsi pada transmisi komunitas level 1 (jumlah kasus baru di bawah 20 per 100 ribu penduduk) yang mengalami tren peningkatan. Sembilan provinsi tersebut, antara lain Banten, Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Papua Barat, Gorontalo, dan Lampung. Pada level 2 (jumlah kasus baru 20 - 50 per 100 ribu penduduk), terdapat empat provinsi yang mengalami tren peningkatan kasus dalam sepekan terakhir, yakni Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, dan Yogyakarta.
Sementara, ada 1 provinsi pada level 3 (jumlah kasus baru 50-150 per 100 ribu penduduk) yang mengalami tren peningkatan kasus, yakni Bangka Belitung. Padahal, jumlah orang yang diperiksa melalui tes PCR, TCM, dan antigen tidak banyak mengalami perubahan. Angkanya stabil di kisaran 64.528 per hari dalam sepekan terakhir.