Mengapa Penting Mengganti Masker Secara Berkala?

Hanna Farah Vania
5 Juni 2021, 07:00
Petugas Satpol PP mendata warga yang tidak memakai masker saat razia masker di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021).
ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/nz
Petugas Satpol PP mendata warga yang tidak memakai masker saat razia masker di Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (2/6/2021).

Sejak awal 2021, Indonesia sudah memulai proses vaksinasi virus corona. Dari target vaksinasi 181,5 juta orang, berdasarkan data per 30 Mei 2021, sebanyak 16,3 juta orang sudah mengikuti vaksinasi pertama dan 10,5 juta orang mendapat vaksinasi kedua. 

"Tetap mematuhi protokol kesehatan 3M walaupun sudah menerima vaksin. Penting untuk diingat program vaksinasi saat ini masih terus berjalan agar kekebalan komunitasnya bisa tercapai," ujar Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Hal penting yang juga perlu diperhatikan adalah mengganti masker tiap enam jam sekali agar tidak menjadi sarang bakteri dan mikroba. Meski sudah memakai masker, penggunaan dengan tepat tetap harus dilakukan. Jika tidak, maka akan sia-sia penggunaannya. 

Sebuah percobaan yang dilakukan laboratorium Eurofins di Singapura memperlihatkan bahwa bakteri, jamur dan ragi ditemukan dalam jumlah banyak ketika masker dipakai dalam waktu 12 jam. Eksperimen tersebut menggunakan masker sekali pakai dan masker yang bisa dipakai lagi. 

Sebagai perbandingan, masker digunakan dalam waktu 6 jam dan 12 jam. Temuan ini menunjukkan pentingnya mengganti masker secara berkala. Penelitian ini juga memperlihatkan masker yang digunakan kembali umumnya mengandung lebih banyak mikroba daripada yang sekali pakai.

Direktur School of Applied Science Politeknik Nanyang Joel Lee mengatakan, perbedaan utama antara masker sekali pakai dan yang dapat digunakan kembali adalah bahan lapisan dalam yang paling dekat dengan mulut. 

"Lapisan dalam ini kemungkinan besar menjadi sarang bakteri dari batuk atau bersin, atau mereka mungkin terdapat aerosol yang berubah menjadi tetesan saat kita berbicara menggunakan masker kita," katanya.

Ia mencatat bahwa masker sekali pakai memiliki filter bakteri dan permeabilitas udara yang lebih baik dibanding masker kain. Sebab, masker kain dapat menghasilkan ruang yang lebih besar antara seratnya dan kemampuan menyaring bakterinya lebih buruk.

Penelitian ini pun menunjukan masker yang dapat digunakan kembali digunakan selama 6 jam dan dibiarkan tidak dicuci selama seminggu, masih ada sisa bakteri, ragi, dan jamur. "Ini bisa memicu hipersensitivitas, iritasi kulit atau infeksi,” ujar Joel.

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...