Vaksinasi Virus Corona Mampu Melindungi dari Varian Baru Covid-19

Arofatin Maulina Ulfa
24 Juni 2021, 06:30
Vaksinasi Virus Corona Mampu Melindungi dari Varian Baru Covid-19
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri) meninjau pelaksanaan menyuntikan vaksin COVID-19 kepada tenaga kesehatan di Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (31/1/2021).

Penyebaran varian baru Covid-19 kian meluas di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 20 Juni 2021, ditemukan 211 kasus varian baru virus corona dari total 2.242 sekuens. 

Sebanyak 160 kasus merupakan varian Delta (B.1.617.2), 45 kasus varian Alpha (B.1.17), dan enam kasus varian Beta (B.1.351). Ketiga varian baru virus corona ini memiliki tingkat penularan yang lebih tinggi. Akibatnya, potensi pasien yang membutuhkan perawatan juga meningkat.

Salah satu upaya yang sedang dilakukan pemerintah untuk menekan jumlah kasus Covid-19 ialah dengan menggalakkan vaksinasi. Hal tersebut diyakini mampu memberikan perlindungan terhadap virus corona varian baru. 

Berdasarkan data terbaru dari Public Health England (PHE), dua dosis vaksin Covid-19 Astrazeneca 92 persen efektif mencegah rawat inap yang disebabkan varian Delta atau varian India. Hal ini disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19 Reisa Kartikasari Broto Asmoro.

Vaksin Astrazeneca juga menunjukkan tingkat efektivitas yang tinggi terhadap varian Kent (varian Alpha) asal Inggris. Vaksin jenis ini menurunkan 86 persen pasien rawat inap dan tidak ada kematian yang dilaporkan.

”Data terbaru menunjukkan respon sel T yang kuat terhadap pemberian vaksin Covid-19 Astrazeneca, diduga memiliki korelasi terhadap perlindungan yang tinggi dan bertahan lama,” ujar Reisa seperti dikutip dari situs Covid.go.id.

Laporan tersebut berdasarkan analisis terhadap 14.019 kasus varian Delta. Varian ini merupakan kontributor utama gelombang infeksi yang saat ini terjadi di India dan sekitarnya. "Varian ini menggantikan varian Alpha sebagai strain dominan di Skotlandia dan telah menyebabkan peningkatan kasus yang signifikan di Inggris," kata Reisa.

Sebelumnya, pada Mei 2021, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan telah mengumumkan hasil kajian yang menyatakan vaksin Sinovac efektif mencegah kematian akibat Covid-19. 

Studi yang dilakukan dari 13 Januari hingga 18 Maret 2021 ini melibatkan lebih dari 128 ribu orang. Hasilnya menunjukkan, vaksinasi lengkap menurunkan risiko perawatan dan kematian. Secara spesifik, pemberian vaksin Sinovac sebanyak dua dosis dapat mencegah sekitar 96 persen risiko perawatan dan 98 persen kematian karena Covid-19. 

"Apabila masyarakat sudah menerima vaksinasi penuh atau lengkap, akan jauh lebih efektif dalam menurunkan risiko Covid-19 baik perawatan maupun kematian," ujar Reisa.

Adapun vaksin Sinopharm yang digunakan dalam kegiatan vaksinasi gotong-royong tetap direkomendasikan. Mengacu pada instruksi komite penasihat ahli Badan Kesehatan Dunia (WHO), penggunaan semua vaksin yang telah disetujui atau masuk dalam daftar emergency use listing (EUL) WHO masih dapat melindungi masyarakat dari risiko komplikasi yang disebabkan Covid-19.

"Uji klinis fase 3 Sinopharm menyatakan pemberian dua dosis vaksin ini dapat melindungi 79 persen orang yang menjadi peserta uji klinis lebih dari standar yang ditetapkan WHO," ujar Reisa. 

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...