Pembersih Udara HEPA Filter Bisa Tekan Penularan Covid-19 Dalam Ruang
Laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengungkapkan, penggunaan pembersih udara high efficiency particulate air (HEPA) filter dalam ruangan dapat mengurangi konsentrasi partikel aerosol lebih dari 80 persen dalam 30 menit.
Dalam penelitiannya, tim investigasi menggunakan simulator pernapasan yang menirukan seseorang dengan Covid-19. Di dekatnya diletakkan dua pembersih udara HEPA. Simulator tersebut ditempatkan bersama tiga orang partisipan yang tidak terinfeksi Covid-19.
Hasilnya, penggunaan dua pembersih udara HEPA tersebut mengurangi paparan aerosol hingga 65 persen ke partisipan yang tidak terinfeksi Covid-19. Ketika para partisipan menggunakan masker, paparan aerosolnya bahkan turun hingga 90 persen.
Sederhananya, penggunaan dua pembersih udara HEPA bisa menurunkan risiko penularan Covid-19 dalam ruangan lewat medium udara alias via airborne. Dengan kombinasi pemakaian masker, paparan aerosol yang membawa virus corona bisa semakin ditekan.
SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 diketahui dapat menyebar melalui droplet dan aerosol cairan pernapasan yang muncul saat seseorang batuk, bernyanyi, berbicara, atau menghembuskan nafas.
Berdasarkan penelitian ini, CDC juga merekomendasikan pembersih udara HEPA sebagai salah satu upaya mencegah penularan Covid-19 di dalam ruangan. Penggunaan alat ini akan efektif jika ditempatkan di tengah ruangan agar dekat dengan semua sumber penyebar aerosol.
Sebagai catatan tambahan, temuan dalam laporan ini berasal dari lingkungan yang telah dikondisikan. Oleh sebab itu, ada beberapa batasan dari penelitian yang perlu mendapat perhatian.
Pertama, arus udara dalam ruangan. Dalam penelitian ini, udara ruangan tercampur dengan baik sehingga membantu dalam mengalirkan aerosol ke pembersih udara. Apabila ruangan memiliki kondisi pencampuran udara yang buruk maka efektifitas pembersih udara mungkin juga turun.
Kedua, sumber aerosol pembawa Covid-19 dalam simulasi datang dari satu sumber yang tetap. Sementara dalam keadaan normal, orang yang membawa virus bisa saja terus bergerak dan tersebar di dalam ruangan.
Ketiga, perbandingan partisipan sumber infeksi dengan partisipan penerima adalah satu berbanding tiga. Jika jumlah sumber ataupun penerima bertambah maka dinamika penyebaran aerosol dalam ruangan juga akan berubah.
Keempat, penelitian ini membatasi pantauan partikel aerosol berukuran 0,3 mikron hingga 3 mikron. Partikel yang cukup kecil untuk tetap berada di udara dalam waktu lama, tetapi cukup besar untuk membawa patogen. Namun, partikel di luar kisaran ukuran itu akan berperilaku berbeda.
Kelima, penelitian berfokus pada paparan aerosol dan tidak secara langsung mengukur transmisi penularan penyakit. Meskipun penelitian ini memberikan informasi yang berguna tentang dinamika partikel aerosol pernapasan, efek pembersih udara HEPA, dan penggunaan masker, banyak faktor lain di dalam penularan penyakit yang perlu dipertimbangkan. Seperti jumlah virus dalam partikel, berapa lama virus bertahan di udara, sampai status vaksinasi orang dalam ruangan.
CDC menyimpulkan, dalam upaya mengurangi penularan Covid-19 di dalam ruangan, protokol kesehatan perlu dipatuhi. Mulai dari menjaga jarak, menggunakan masker, dan meningkatkan ventilasi dalam ruangan. Penggunaan pembersih udara HEPA ini menjadi alternatif untuk membantu sirkulasi udara di dalam ruangan.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan