PPKM Darurat Tak Efektif, Pakar Usul 1 Juta Tes Covid per Hari

Rizky Alika
20 Juli 2021, 14:17
Petugas kesehatan melakukan tes swab antigen kepada salah satu karyawan warung kopi (warkop) Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (28/5/2021). Razia prokes yang digelar sebagai bentuk menindaklanjuti instruksi gubernur tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiata
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/hp.
Petugas kesehatan melakukan tes swab antigen kepada salah satu karyawan warung kopi (warkop) Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (28/5/2021). Razia prokes yang digelar sebagai bentuk menindaklanjuti instruksi gubernur tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro sekaligus mengimbau pemilik tempat usaha warkop dan kafe untuk menutup tempat usahanya pada pukul 23.00 WIB dan membuka kembali pada pukul 05.30 WIB sebagai upaya mencegah penyebaran dan penularan COVID-19.

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat dua pekan lebih belum cukup efektif menekan jumlah kasus Covid-19. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya angka kematian dan penambahan kasus baru harian yang sempat melonjak 56.000 lebih per hari.

Untuk itu, Epidemiolog dari Griffith Uuniversity Dicky Budiman menilai perlunya meningkatkan pengetesan Covid-19 hingga 1 juta per hari. Ini mengingat, anjloknya jumlah tes Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir. Di sisi lain, beban fasilitas kesehatan masih meningkat. 

"Setidaknya coba dalam satu minggu atau dua minggu lakukan testing satu juta sehari," kata Dicky kepada Katadata.co.id, Senin (19/7).

Di samping itu, dia menilai PPKM darurat berpotensi diperpanjang lantaran masih tingginya angka kematian akibat Covid-19. Meskipun, dalam beberapa hari terakhir angka kasus baru menunjukkan pelambatan. 

"Penurunan kasus itu terjadi di tengah penurunan jumlah testing dan tes positivity rate yang meningkat," kata Dicky.

Dengan situasi tersebut, penurunan tambahan kasus harian tidak mencerminkan perlambatan Covid-19 di lapangan. Bahkan, hal tersebut menunjukkan banyaknya kasus virus corona yang tidak terdeteksi di masyarakat.

Dicky pun memperkirakan, kasus Covid-19 akan terus meningkat antara akhir Juli hingga awal Agustus. Untuk itu, pemerintah perlu merespons situasi tersebut dengan protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19.

Terlebih, sebanyak 80% dari kasus Covid-19 berada di rumah dan masyarakat. "Jadi kasusnya harus ditemukan dan lakukan isolasi karantina," ujar dia.

Sementara itu, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono mengatakan penularan Covid-19 masih mengalami peningkatan di luar Jawa dan Bali. Oleh karenanya, penurunan tambahan kasus tidak mencerminkan landainya penularan virus corona.

Untuk itu, ia mengusulkan pemerintah untuk mengevaluasi PPKM darurat. Evaluasi dapat dilakukan setiap minggu serta diperpanjang setiap dua minggu.

"Saat ini monitor dan evaluasinya belum ada. Ini pencegahannya lemah," katanya.

Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menekan penularan. Sebab, partisipasi masyarakat saat ini masih rendah.

"Yang penting implementasi PPKM darurat. Itu menjadi kunci perbaikan pandemi," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, kasus Covid-19 mengalami tren penurunan pada empat hari belakangan. Dari data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus positif hari ini (19/7) bertambah 34.257 orang.

Adapun pada Minggu (18/7) lonjakan kasus Covid-19 mencapai 44.721 kasus. Mundur satu hari ke belakang, jumlah pasien baru corona sebanyak 51.952 kasus.

Meski demikian, jumlah pemeriksaan harian juga terus menurun dalam tiga hari belakangan. Bahkan jumlah tes pada hari ini hanya 127.461 orang. Adapun rasio positif terbesar didapatkan dari Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) seperti RT-PCR dan tes cepat molekuler mencapai 39,69%.

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...