Kerugian Limbah Makanan RI Dua Dekade Terakhir Capai Rp 551 Triliun

Image title
24 Agustus 2021, 17:32
limbah, makanan, sampah, katadata safe 2021
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Ilustrasi sampah makanan.

Limbah makanan menjadi masalah besar di Indonesia. Berdasarkan riset Bappenas, food loss (kerusakan makanan) dan food waste (sampah makanan) yang negeri ini hasilkan selama 2000-2019 nilainya mencapai Rp 213-551 triliun per tahun atau setara 4-5% dari produk domestik bruto (PDB).

Padahal, Founder dan Managing Director Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano mengatakan, Indonesia bisa memberi makan 61-125 juta penduduknya kalau masalah ini dapat dikelola dengan baik. Sehingga tidak menyia-nyiakan potensi ketahanan pangan.

"Ekonomi yang hilang pada periode 2000-2019 sebesar Rp 213-551 triliun per tahun dari, kerugian limbah makanan," kata pria yang akrab disapa Sano ini dalam diskusi Katadata SAFE 2021 'Tackling Food Lost and Food Waste Problem' secara virtual, Selasa (24/8).

Adapun 62% limbah makanan terbanyak merupakan sayuran. Ini karena jenis sayuran lebih mudah rusak dan membusuk. Untuk menekan jumlah limbah makanan, dibutuhkan intervensi pemerintah.

Bappenas menargetkan untuk menurunkan jumlah limbah makanan hingga 55,88% pada 2045. Sejak periode 2000-2019 sendiri food loss sebenarnya mengalami penurunan dari 61% menjadi 45%, namun sebaliknya, food waste mengalami peningkatan.

"Jadi food waste naik dari dulu tahun 2000-an 39% sekarang menjadi 55%. Betapa kita sayang banget dalam proses distribusi konsumsi ini banyak sekali peningkatan food waste-nya," ujarnya.

Sementara, dalam periode 2000-2019, timbulan ini juga menghasilkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 1.702,9 megaton setara CO2 atau sekitar 7,29% rata-rata emisi GRK Indonesia per tahun.

Menurut dia terdapat sejumlah penyebab food loss and food waste di negeri ini. Seperti kurangnya implementasi good handling practice atau penanganan makanan yang baik, kualitas ruang penyimpanan yang kurang optimal, standar kualitas pasar dan preferensi konsumen.

"Kemudian kurangnya informasi atau edukasi pekerja pangan dan konsumen, serta kelebihan porsi konsumsi dan perilaku konsumen," kata Sano.

Menurut Economist Intelligence Unit (EIU), Indonesia merupakan penghasil limbah makanan tertinggi ke dua di dunia yakni mencapai 300 kg per orang per tahun. Simak databoks berikut:

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...