Jabodetabek PPKM Level 3, Ahli Ingatkan Penularan Delta Belum Usai
Pemerintah memberlakukan status Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Jabodetabek dan beberapa aglomerasi lain di Jawa. Namun, epidemiolog mengingatkan bahwa penekanan penularan Covid-19 varian Delta dan pengurangan angka kematian belum berhasil.
Apalagi saat ini masih banyak varian delta yang tersebar di pedesaan wilayah Jawa. Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman juga mengatakan PPKM hanya efektif untuk memperlambat penyebaran virus corona, bukan menghilangkan virus secara total.
"Meski terkesan saat ini sudah mulai berkurang, tapi masih terlalu banyak kasus yang lewat dan gelombang delta varian belum selesai," kata kepada Katadata.co.id, Selasa (24/8).
Selain itu, penularan Covid-19 diprediksi bakal merambah ke wilayah rawan di daerah Jawa dan luar Jawa. Selain itu, kasus diperkirakan masih terjadi tanpa terdeteksi.
"Masih terjadi di bawah permukaan. Kita hanya lihat kematiannya saja," ujar dia. Kondisi ini terjadi lantaran adanya pelonggaran PPKM di tengah pengetesan, penelusuran, dan perawatan (3T) yang belum meningkat signifikan.
Sementara, epidemiolog dari Universitas Indonesia Iwan Ariawan menilai pelonggaran aktivitas tanpa peningkatan 3T (tes, penelusuran, dan perawatan), 3M (mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker), dan vaksinasi akan berisiko meningkatkan penularan. Ia pun mengatakan, ada potensi kasus bakal meningkat seiring dengan pelonggaran PPKM.
Meski demikian, Iwan menilai sudah ada upaya peningkatan 3T dan vaksinasi di Jawa dan Bali. Sementara, penerapan 3M di tengah masyarakat masih belum mengalami perbaikan.
Untuk itu, ia menilai perlu strategi pembukaan aktivitas secara bertahap. Kemudian, pemerintah perlu melakukan pemindaian terhadap masyarakat yang beraktivitas di tempat umum, seperti dengan aplikasi Peduli Lindungi.
"Ini lebih baik. Pemerintah sudah membahas secara rinci dan melakukan uji coba," ujar Iwan.
Dengan menggunakan aplikasi, pengunjung fasilitas umum dapat diketahui statusnya mulai dari vaksinasi, tertular corona, hingga apakah mereka kontak erat pasien positif. Data ini juga akan disimpan oleh pemerintah, bukan pihak swasta. "Sekarang pembahasan dilakukan secara hati-hati, satu per satu dibahas untuk setiap aktivitas," ujar dia.
Sebelumnya, pemerintah melaporkan tambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 19.109 orang pada Selasa (25/8). Dengan demikian, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 4.008.166 orang.
Tambahan kasus positif terbanyak berasal dari Jawa Barat yakni 5.255 orang. Berikutnya adalah Jawa Timur yang melaporkan lonjakan 1.700 pasien positif corona pada Selasa.
Sedangkan kenaikan kasus ini didapatkan dari pemeriksaan terhadap 123.844 orang. Ini berarti rasio positif (positivity rate) Covid-19 hari ini mencapai 15,4%. Sedangkan rasio positif yang didapatkan lewat NAAT (PCR dan Tes Cepat Molekuler) mencapai 32,3%.
Selain itu pemerintah juga melaporkan adanya tambahan pasien Covid-19 yang meninggal sebanyak 1.038 orang. Jawa Barat menyumbang angka kematian terbanyak yakni 314 orang.