LBM Eijkman Belum Temukan Covid-19 Varian C.1.2 Masuk ke Indonesia

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mewaspadai masuknya Covid-19 varian C.1.2 masuk ke Indonesia. Meski demikian Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman menyatakan mutasi corona tersebut belum ditemukan di Tanah Air.

Direktur LBM Eijkman Prof Amin Soebandrio mengatakan hal tersebut diketahui dari pemeriksaan sekuens yang dilakukan lembaganya bersama laboratorium lain. Ia juga meminta masyarakat tak takut dengan varian C.1.2.

"Varian C.1.2 belum masuk Indonesia dan sementara ini tidak perlu dikhawatirkan," kata Amin dikutip dari Antara, Kamis (16/9).

Virus yang berasal dari Afrika Selatan ini dikhawatirkan oleh berbagai ilmuwan di dunia lantaran bermutasi dalam jumlah besar. Meski demikian Amin mengatakan kabar ganasnya varian tersebut perlu diteliti lagi lebih dalam.

Sedangkan Kementerian Kesehatan menyatakan mayoritas varian Covid-19 yang ditemukan di Indonesia adalah Delta. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan pihaknya telah mendapatkan 6.253 hasil sekuensing.

"Dari total tersebut, 2.252 adalah varian Delta dari 33 provinsi," katanya.

Sebelumnya Menkes mengatakan tengah mencegah datangnya virus corona varian Lambda, Mu, dan C.1.2 ke Indonesia. Varian Lambda dan Mu ditemukan di Amerika Selatan dan masih masuk dalam kategori Variant of Interest menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sedangkan C.1.2 masih masuk dalam kategori Alerts for Further Monitoring alias peringatan untuk pemantauan lebih lanjut menurut WHO. Varian ini awalnya ditemukan pada Mei 2021 di Afrika Selatan dan telah menyebar ke 9 negara.

Budi menganalisis kemungkinan C.1.2 bisa menghindari sistejm kerja imunitas yang telah terbentuk di tubuh manusia. Untuk itu, pemerintah akan menjaga pintu masuk internasional secara ketat demi mencegah munculnya kasus seperti Varian Delta pada Juni lalu.