RSPON Jelaskan Perdarahan Otak Tukul Arwana Tak Terkait Vaksin Covid
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) membantah perdarahan otak yang dialami oleh Tukul Arwana terkait dengan vaksin Covid-19. Direktur Utama RSPON Mursyid Bustami mengatakan kejadian yang dialami komedian tersebut merupakan salah satu bentuk stroke.
Warganet sempat mengaitkan kejadian yang dialami Tukul dengan vaksinasi yang dilakukannya beberapa hari lalu. Tukul sempat mengunggah foto sedang menerima vaksin di Instagramnya pada Senin (20/9).
Namun Mursyid meminta masyarakat untuk tidak ragu dalam mendapatkan vaksin Covid-19. "Tidak ada hubungan perdarahan itu dengan vaksin Covid-19, apapun merek vaksinnya," kata Mursyid dalam konferensi pers virtual, Jumat (24/9).
Mengutip dari sejumlah pemberitaan, Tukul jatuh dan dilarikan ke rumah sakit pada Rabu (23/9) sore usai mengalami pusing. Meski begitu, Mursyid enggan menjelaskan tingkat keparahan stroke yang bersangkutan. "Akan melanggar kode etik kalau saya menyampaikan kondisi pasien," ujar dia.
Mursyid menjelaskan bahwa stroke terbagi menjadi dua jenis yaitu penyumbatan pembuluh darah dan perdarahan pembuluh darah di otak. Kasus perdarahan pembuluh darah yang terjadi sebesar 20% dari seluruh kasus stroke, selebihnya merupakan penyumbatan pembuluh darah.
Adapun, stroke perdarahan merupakan pecahnya pembuluh di otak akibat tekanan darah yang tinggi. Akibatnya, darah akan keluar dari pembuluh sehingga mengganggu fungsi otak.
Mursyid mengatakan, penderita stroke kerap mengalami gejala secara mendadak. "Jadi orang yang sehat bisa tiba-tiba tidak sadar, tidak bisa bicara, dan sebagainya," ujar dia.
Sebanyak 70% pengidap stroke perdarahan mengeluhkan gejala sakit kepala, selain itu 60% pasien mengalami penurunan kesadaran. Selain itu, penderita juga mengalami kelumpuhan satu sisi tubuh hingga kejang-kejang.
"Semakin cepat tindakan, semakin baik otaknya. Literatur dunia mengatakan demikian," kata Mursyid.
Beberapa penyebab terjadinya stroke antara lain hipertensi, penyakit gula atau diabetes, gangguan irama jantung, kolesterol tinggi, merokok, kegemukan, kurang olahraga, dan pola hidup tidak sehat. Pada faktor yang tidak bisa dikendalikan, stroke bisa terjadi pada orang yang sudah berumur hingga terjadi pada ras tertentu.