Perbedaan Cultural Lag dan Cultural Shock Beserta Contohnya
Perubahan pola perilaku masyarakat terjadi karena globalisasi. Adanya kesenjangan sosial membuat perubahan sosial budaya dalam masyarakat.
Fenomena sosial akibat globalisasi menyebabkan terjadinya cultural shock dan cultural lag. Kedua fenomena sosial budaya ini merupakan dampak negatif dari globalisasi.
Globalisasi menyebabkan perubahan sosial budaya antar daerah berbeda. Perubahan ini menyebabkan perubahan unsur disintegrasi sosial (ketidakserasian sosial). Proses disintegrasi dapat mempengaruhi perilaku dalam masyarakat.
Pengertian Culture Lag
Cultural lag dalam bahasa Indonesia disebut kesenjangan budaya. Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan: Membangun Warga Negara yang Demokratis, cultural lag adalah salah satu unsur kebudayaan lain yang sudah berubah.
Kesenjangan budaya ini terjadi karena kelambanan dari salah satu unsur kebudayaan. Cultural lag disebut juga ketimpangan salah satu unsur kebudayaan untuk menyesuaikan diri dengan unsur kebudayaan lain yang sudah berubah.
Sementara itu, William F. Ogburn menjelaskan teori cultural lag dari sisi sosiologi. Teori itu menjelaskan kebudayaan dan pertumbuhan tidak selalu sama. Secara keseluruhan teori, cultural lag menjelaskan perbedaan taraf kemajuan dari berbagai kebudayaan. Di mana, terdapat kebudayaan yang berkembang cepat, sedang, sampai lambat.
Perbedaan taraf kemajuan itu menjadi bagian dari cultural lag. Pengertian lag sendiri mengandung beberapa makna, seperti jangka waktu terjadinya penemuan baru dan diterimanya penemuan tersebut.
Faktor Penyebab Cultural Lag
Fenomena cultural lag disebabkan karena ketertinggalan antara alam pikiran dan perkembangan teknologi. Berikut faktor penyebab cultural lag dalam buku Geografi dan Sosiologi:
- Kurangnya perhatian dalam sektor yang harus menyesuaikan perkembangan sosial
- Adanya hambatan terhadap perkembangan secara umum
- Kurangnya kontak dengan budaya material masyarakat lain
- Heterogenitas masyarakat dalam suatu wilayah
Contoh Cultural Lag
1. Masyarakat yang melanggar lalu lintas
Masyarakat yang kurang disiplin terhadap lalu lintas, termasuk contoh cultural lag. Contohnya terjadi peningkatan pembelian mobil dan motor.
Terjadi kemacetan di beberapa jalan, hingga terjadi pelanggaran lalu lintas. Mobil dan motor yang seenaknya melanggar aturan lalu lintas bisa membahayakan keselamatan.
2. Internet
Internet berguna untuk menghubungkan seseorang pada jaringan global. Ada berbagai informasi yang didapatkan melalui internet.
Di sisi lain internet berdampak negatif pada masyarakat. Adanya berita palsu dan simpang siur menyebabkan provokasi. Internet membuat kelompok atau individu saling bertengkar karena informasi yang tidak tentu benar.
3. Pemakaian Teknologi
Beberapa daerah tertinggal mendapatkan alat elektronik dan listrik. Namun, orang-orang belum bisa menguasai teknologi. Mereka akhirnya meniru dan menggunakan seperlunya.
Perbedaan Cultural Lag dan Cultural Shock
Cultural lag dan cultural shock menjadi bagian dari dampak negatif proses globalisasi. Perbedaan mendasar cultural shock adalah
1. Cultural Shock
Suatu keadaan dimana individu atau masyarakat terguncang akibat belum siap menerima kebudayaan baru. Cultural Shock disebut juga keguncangan budaya, sedangkan cultural lag terjadi karena kesenjangan budaya.
Masyarakat berada di tahap awal untuk mendapatkan pengalaman baru. Tetapi, pengalaman ini berdampak pada kesehatan mental, frustasi, hingga tertekan.
Jika dibiarkan terus menerus, cultural shock berdampak negatif sehingga mengganggu kesehatan mental. Individu atau kelompok perlu menyesuaikan diri pada budaya lain hingga menciptakan ketenangan.
Contoh cultural shock yaitu individu yang merantau dari desa ke kota. Dia mengalami kegoncangan budaya di kota yang berbeda dari desa. Dia harus bisa menyesuaikan diri dari cara bekerja, bergaul, cara bicara, dan kebiasaan.
2. Cultural Lag
Cultural lag adalah ketimpangan salah satu unsur kebudayaan, untuk menyesuaikan diri dengan unsur budaya lain yang terus berubah. Cultural lag terjadi karena unsur kebudayaan yang lambat beradaptasi dengan budaya lain yang sudah berubah.