Status Gunung Anak Krakatau Siaga III, Dilarang Mendekat Radius 5 Km

Ameidyo Daud Nasution
25 April 2022, 17:30
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi
ANTARA FOTO/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat
Foto udara letusan gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Minggu (23/12). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan telah terjadi erupsi Gunung Anak Krakatau, di Selat Sunda pada Sabtu, 22 Desember 2018 pukul 17.22 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 1.500 meter di atas puncak (sekitar 1.838 meter di atas permukaan laut).

Status Gunung Anak Krakatau saat ini telah meningkat dari level II menjadi level III. Masyarakat terutama nelayan dan para wisatawan diminta tidak mendekat dalam radius lima kilometer.

"Statusnya sudah ditingkatkan jadii level III sejak Minggu (24/4) pada pukul 18.00 WIB," kata Petugas Pos Pantau Anak Krakatau di Lampung Selatan, Andi pada Senin (25/4) dikutip dari Antara.

Andi mengatakan gunung tersebut masih mengeluarkan suara gemuruh dan mengalami erupsi. Sedangkan pagi tadi Anak Krakatau mengalami penurunan aktivitas, namun petugas masih memantau perkembangannya.

"Masyarakat bisa menghubungi Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) atau Pos Pantau untuk tahu status dan situasinya," katanya.

Dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), selama 1 hingga 24 April 2022 terjadi 21 kali gempa letusan Gunung Anak Krakatau. Selain itu, ada 155 gempa embusan, 121 gempa low frequency, 17 gempa vulkanik dangkal, 38 kali gempa vulkanik dalam, 6 kali gempa tektonik jauh, dan 1 gempa terasa dengan skala I MMI.

Secara pengamatan visual, tinggi embusan asap selama periode tersebut dari arah pos Pasauran dan Kalianda umumnya jelas hingga tertutup kabut. Saat cuaca cerah, teramati embusan asap kawah berwarna putih dengan tinggi kolom embusa 25 sampai 3.000 meter dari puncak gunung.

Selain itu teramati letusan dengan tinggi kolom 50 sampai 2.000 meter dari atas puncak gunung, Kolom abus letusan berwarna putih hingga kehitaman dengan arah angin ke tenggara serta selatan.

Adapun saat ini volume gunung tersebut susut dari  150-180 juta meter kubik hingga saat ini hanya tersisa 40-70 juta meter kubik usai erupsi pada 2018 lalu.  Meski demikian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM mengingatkan bahaya yang ditimbulkan Gunung Anak Krakatau adalah lontaran material lava pijar.

"Dengan volume tersisa, potensi terjadi tsunami kecil," demikian keterangan PVMBG pada 28 Desember 2018 silam.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...