7 Kerajaan Tertua di Indonesia Berdasarkan Prasati
Perkembangan kerajaan di Indonesia dipengaruhi oleh masuknya Agama Hindu dan Buddha. Ajaran Hindu dari India tidak lepas dari peran Bangsa Arya, Bangsa pengembara dari Asia Tengah. Bangsa Arya masuk ke India sekitar 1500 SM.
Bangsa ini kemudian mengembangkan sistem dan kepercayaan masyarakat Hinduisme. Sistem kepercayaan yang dikembangkan Bangsa Arya ini bersifat menyembah banyak Dewa.
Dalam Agama Hindu, ada tiga dewa utama, yaitu Brahma (Dewa pencipta), Wisnu (Dewa pelindung), dan Siwa (Dewa penghancur). Kemudian berkembang sistem kasta yang membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya yaitu kasta Brahmana (pendeta), Ksatria (bangsawan), Waisya (petani dan pedagang), Sudra (kaum buruh).
Kemudian sekitar abad ke-5 SM muncul agama Buddha. Tokoh agama Buddha adalah Siddharta Gautama (563 SM-483 SM). Agama Buddha ini mengajarkan pengendalian diri dan mencapai nirwana melalui Delapan Jalan Kebenaran.
Proses penyebaran kedua agama ini sampai ke Indonesia. Berdasarkan penemuan sejarah, kerajaan tertua di Indonesia dipengaruhi oleh Hindu dan Buddha. Berikut daftar kerajaan tertua di Indonesia berdasarkan buku Sejarah karya Nana Supriatna.
Kerajaan Tertua di Indonesia
1. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini diperkirakan berdiri pada abad ke-5 Masehi. Kerajaan Kutai berada di tepi sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berdasarkan peninggalan sejarah, terdapat tujuh batu bertulis (Yupa). Batu bertulis ini bertuliskan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa.
Berdasarkan kehidupan sosial, Kerajaan Kutai ditandai dengan pembagian golongan masyarakat. Ada Golongan Brahmana dan Ksatria. Masyarakat di kerajaan Kutai dipengaruhi Agama Hindu. Hal ini dibuktikan dari Raja Mulawarman dan para Brahmana yang membangun tempat suci untuk menghormati dewa di agama Hindu.
2. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan kedua tertua di Indonesia adalah kerajaan tarumanagara. Kerajaan berada di Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan bukti tertulis, kerajaan Tarumanegara dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu India. Diperkirakan kerajaan ini berkembang pada 400 M-600 M.
Terdapat 7 prasasti peninggalan kerajaan Tarumanegara yang tersebar di beberapa daerah. Berdasarkan prasasti Ciaruteun, raja Purnawarman memeluk agama Hindu dan menyembah Dewa Wisnu. Wilayah kekuasaan meliputi Jawa Barat membentang dari Jakarta, Bogor, dan Cirebon.
3. Kerajaan Ho-ling
Kerajaan Ho-ling (Kalingga) berada di Jawa Tengah. Bukti kerajaan ini berdasarkan pengiriman utusan dari Cina ke kerajaan tersebut pada 647 M dan 666 M. Keberadaan kerajaan Ho-ling berdasarkan pendeta Buddha bernama I Tsing.
Pendeta tersebut menyebutkan Hwining pernah datang ke Holong pada 664 M. Dia menerjemahkan kitab suci agama Buddha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina.
Kerajaan Holing ini diperintah oleh Ratu Sima, raja perempuan. Ratu Sima dikenal sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Masyarakat di kerajaan ini menjual emas, perak, dan cula badak.
4. Kerajaan Melayu
Letak Kerajaan Melayu berada di Jambi atau sepanjang Sungai Batanghari. Ada juga yang menyatakan kerajaan ini di Semenanjung Malaysia.
Kerajaan Melayu dijelaskan dalam kitab Pararaton dan Negarakertagama abad ke-13. Kitab tersebut menjelaskan Kertanegara sebagai Raja Singhasari melakukan ekspedisi Pamalayu.
Tujuan ekspedisi tersebut untuk menghadang Kerajaan Mongol di bawah Raja Kubilai Khan, yang ingin menguasai Asia Tenggara. Raja Singhasari menghadiahkan sebuah Arca Buddha, Amoghapasa ke Melayu.
5. Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 sampai abad ke-15. Kerajaan ini menguasai jalur dagang di Laut Cina Selatan dan Selat Malaka.
Kerajaan Sriwijaya ditemukan berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit (683 M), Prasasti Talang Tuo (684 M), Prasasti Kota Kapur (686 M), Prasasti Siddhayatra, Prasasti Telaga Batu (683 M), dan Prasasti Karang Berahi.
Raja Balaputradewa membuat Sriwijaya berkembang pesat. Kerajaan ini memperluas wilayah kekuasaan untuk jalur perdagangan. Selain itu Kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan diplomatik dengan Kerajaan Cola di India dan Kerajaan Cina di utara.
Selain jalur perdagangan, kerajaan ini mengembangkan pendidikan. Sriwijaya menjadi pusat pendidikan Buddha di Asia tenggara.
6. Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 sampai abad ke-11 Masehi. Kerajaan ini awalnya di Jawa Tengah, kemudian pindah ke Jawa Timur. Terdapat peninggalan prasasti, seperti Prasasti Canggal, Prasasti Kalasan, Prasasti Balitung, dan Prasasti Klurak.
Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti yaitu Wangsa Sanjaya yang bercorak Agama Hindu. Sedangkan Wangsa Syailendra bercorak Buddha. Wangsa Sanjaya ini menguasai Jawa Tengah bagian Utara, sementara Wangsa Sailendra menguasai Jawa Tengah bagian Selatan.
7. Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri ditemukan berdasarkan Prasasti Sirah Keting (1104 M), Prasasti Padlegan (117 M), Prasasti Hantang (1135 M), Prasasti Jaring (1181 M), dan Prasasti Kamulan (1194 M).
Kerajaan Kediri dikuasai oleh beberapa raja seperti Jayawara (1104 M), Jayabaya (1135 M), Sarweswara (1161 M), Aryaswara (1169 M-1171 M), Ganara (1182 M), Kameswara (1182 M-1185 M), dan Kertajaya (1190 M-1222 M).
Raya Jayabaya dikenal sebagai raya yang besar karena berhasil menyatukan Kerajaan Jenggala dan Kediri. Selain itu Raja Jayabaya dikenal sebagai ahli ramal. Masyarakat di Kerajaan Kediri melakukan perdagangan emas, perak, kayu, cendana, dan pinang.
Kerajaan Kediri runtuh pada 1222 M, karena kalah dalam perang. Ketika itu Ken Arok di Genter berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri. Runtuhnya kerajaan ini mengakhiri kekuasaan Wangsa Isyana.