Studi Portugal: Infeksi Omicron BA.5 Lebih Parah Dibandingkan BA.2
Covid-19 varian Omicron BA.5 tengah merebak di sejumlah wilayah. Hasil studi menunjukkan, infeksi yang lebih parah ditemukan pada varian BA.5 dibandingkan BA.2.
Varian omicron BA.5 yang dominan saat ini kemungkinan menyebabkan infeksi SARS-CoV-2 kedua yang lebih parah dibandingkan Omicron BA.2. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian di Portugal yang belum melalui proses kajian oleh rekan sejawat.
Mengutip dari Reuters pada Jumat (29/7), para peneliti di Portugal mempelajari 15.396 orang dewasa yang terinfeksi varian BA.2 dan 12.306 orang yang terinfeksi BA.5. Adapun, penelitian dilakukan pada akhir April hingga awal Juni.
Para peneliti menilai, vaksin dan booster sama-sama efektif. Namun, 10% dari kasus BA.5 merupakan infeksi ulang, lebih tinggi dibandingkan infeksi ulang pada kasus BA.2 sebanyak 5,6%.
Peneliti mengatakan, hal tersebut menunjukkan penurunan perlindungan yang diberikan oleh infeksi sebelumnya terhadap BA.5 dibandingkan dengan BA.2. Selain itu, vaksin tampak kurang efektif dalam mengurangi risiko yang parah untuk BA.5 dibandingkan dengan BA.2.
Adapun, pengurangan risiko rawat inap dan kematian pada orang yang terinfeksi BA.5 sebesar 77% dan 88%.
Di sisi lain, pengurangan risiko rawat inap dan kematian ditemukan lebih tinggi pada kasus BA.2 dengan angka masing-masing 93% dan 94%. Hal ini menunjukkan risiko rawat inap dan kematian lebih tinggi pada subvarian BA.5.
Bagaimanapun, vaksinasi masih dianggap efektif untuk memberikan perlindungan. Temuan tersebut dapat menjadi bukti agar masyarakat menyesuaikan protokol kesehatan selama lonjakan kasus BA.5.
"Vaksinasi penguat Covid-19 masih menawarkan perlindungan substansial terhadap hasil yang parah setelah infeksi BA.5," kata para peneliti.
BA.4 dan BA.5 juga menjadi salah satu penyebab yang membuat kasus infeksi di Indonesia kembali naik. Juru bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan, subvarian itu juga memiliki kemampuan lolos dari perlindungan yang dihasilkan oleh vaksin Covid-19.
“Yang perlu diwaspadai yaitu immune escape, artinya imunitas seseorang memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan vaksin yang disebabkan oleh infeksi varian omicron," kata Syahril dalam konferensi pers, Jumat (10/6).