Profil Muchdi Pr, Intelijen Yang Disinggung Bjorka Dalam Kasus Munir
Peretas anonim Bjorka menyebut nama Muchdi Purwopranjono sebagai dalang dalam kasus pembunuhan aktivis hak asasi manusia Munir Said Thalib.
Muchdi Pr merupakan purnawirawan TNI Angkatan Darat dengan pangkat terakhir mayor jenderal. Pria kelahiran 15 April 1949 ini pernah menjabat berbagai posisi strategis seperti Pangdam Tanjung Pura serta Danjen Kopassus.
Nama Muchdi mulai menyedot perhatian publik ketika ia diduga terlibat dalam kasus pembunuhan Munir. Kasusnya bermula ketika aktivis HAM itu meninggal dalam penerbangan ke Amsterdam pada 7 September 2004. Otoritas Belanda yang memeriksa jasad Munir menemukan racun jenis arsenik dalam tubuhnya.
Di Indonesia, berita kematian Munir menyebar dengan cepat. Serangkaian pemeriksaan pun dilakukan. Pilot Garuda Indonesia, Pollycarpus Budihari Priyanto diseret ke persidangan kasus tersebut. Pollycarpus akhirnya divonis bersalah dan harus menjalani hukuman 14 tahun penjara, setelah terbukti menaruh racun ke dalam makanan yang disantap Munir.
Dalam persidangan, diketahui Pollycarpus sempat beberapa kali menerima panggilan telepon dari pejabat intelijen negara. Salah satu yang paling kentara adalah mantan Deputi V Badan Intelijen Negara (BIN), Muchdi PR.
Muchdi pertama kali diperiksa pada 16 Mei 2005. Hasil serangkaian pemeriksaan menunjukkan Pollycarpus dan Muchdi aktif melakukan komunikasi pada periode September-Oktober 2004. Namun, dalam kesaksiannya di Pengadilan pada 17 November 2005, ia menyangkal punya hubungan khusus dengan Pollycarpus.
Meskipun berkali-kali membantah, Kepolisian akhirnya menetapkan Muchdi sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Munir pada 19 Juni 2008. Kasusnya mulai bergulir sekitar sebulan kemudian.
Setelah tiga bulan persidangan berjalan, Muchdi menghadapi vonis majelis hakim pada 31 Desember 2008. Kala itu, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan membebaskan Muchdi atas segala tuduhan. Ia pun melenggang bebas dari kasus pembunuhan Munir.
Karir Politik
Selepas bebas dari kasus Munir, Muchdi masuk ke dunia politik. Bersama Prabowo Subianto, ia ikut mendirikan Partai Gerindra pada 2008. Ia bahkan sempat menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Gerindra.
Setelah tiga tahun di Gerindra, ia lantas pindah haluan ke PPP. Karirnya lumayan mentereng di partai berbasis Islam ini. Namanya bahkan sempat masuk dalam bursa calon Ketua Umum PPP.
Pada 2016, ia kembali melompat ke bahtera lain. Ia bergabung dengan Partai Berkarya yang saat itu baru didirikan oleh Tommy Soeharto. Ia langsung memperoleh jabatan penting sebagai Wakil Ketua Umum Berkarya.
Saat Pemilu 2019, ia sempat membuat heboh saat menyatakan dukungan kepada Joko Widodo. Padahal, saat itu pesaingnya adalah Prabowo Subianto, sosok juniornya di militer sekaligus mitra politiknya di Gerindra.