16 Contoh Majas Paradoks dalam Kalimat Pertentangan

Majas disebut juga bahasa kiasan karena mengandung bahasa yang indah. Majas dapat ditemukan dalam karya sastra seperti puisi, syair, pantun, novel, dan cerita pendek. Penggunaan majas untuk meningkatkan efek pada pembaca.

Gaya bahasa ini membandingkan suatu benda atau hal tertentu. Perbandingan gaya bahasa ini menggunakan kata kiasan daripada bahasa lebih umum.

Contohnya penggunaan majas dalam puisi. Majas dapat menghimbau pembaca untuk memahami kata kiasan lebih konkret daripada ungkapan harfiah. Selain itu, majas lebih ringkas dari padanan kata biasa.

Menurut Perrine dalam buku Bahasa Indonesia, majas lebih efektif untuk menyatakan makna ketika penyair membaca puisi. Penggunaan majas lebih efektif dalam kalimat karena:

• Majas memberikan kesenangan imajinatif pada pendengar dan pembaca.
• Majas menjadi cara menghasilkan imajinasi tambahan dalam puisi. Sehingga bahasa puisi lebih dinikmati oleh pembaca.
• Penggunaan majas dapat meningkatkan intensitas perasaan penyair ketika membaca puisi.
• Majas menyampaikan sesuatu yang banyak dan luas menggunakan bahasa singkat.

Majas Paradoks

Secara garis besar majas dibagi menjadi empat kategori yaitu perbandingan, pertentangan, penegasan, dan sindiran. Kategori umum majas dibagi lagi menjadi beberapa turunan. Majas paradoks masuk dalam kategori majas pertentangan.

Pengertian majas pertentangan adalah gaya bahasa menggunakan pernyataan kalimat. Penggunaan kalimat tanya ini berlawanan dari makna sebenarnya. Majas pertentangan digunakan untuk memperkuat satu makna ketika diutarakan atau dibaca. Gaya bahasa pertentangan ini menambah kesan estetika dalam penulisan dan bisa Anda temukan dalam contoh majas paradoks.

Majas paradoks adalah turunan majas pertentangan yang membandingkan dua hal berbeda. Majas paradok mengungkapkan dua hal yang bertentangan dalam satu kalimat. Meski bertentangan, kalimat tersebut menyajikan fakta yang ada.

Contoh Majas Paradoks

1. Nadia merasa kesepian di tengah keramaian pesta.
2. Rati merasa bodoh di tengah orang-orang pintar.
3. Hidup mereka sangat mewah, tetapi mereka tidak bahagia mungkin karena mereka tak punya keluarga.
4. Badannya besar tetapi nyalinya kecil.
5. Dia merasa sendirian di tengah ibukota yang ramai ini.
6. Aku tetap tertawa meskipun hatiku menangis teriris.
7. Tutur kata perempuan itu halus, tapi menyayat hati.
8. Pembantu mati kelaparan di tengah kekayaan majikan yang berlimpah ruah.
9. Dia merasa miskin meski kini dirinya sudah kaya raya.
10. Ana merasa nyaman berbaring di lantai, tetapi ketika beristirahat di tempat tidur dia tidak nyaman.
11. Paman baru datang kemari, ketika semua orang mulai pergi dari rumah nenek.
12. Tanah itu tetap subur, meski kini kekeringan melanda di desa tersebut.
13. Kakak baru pulang ke rumah, namun ayah sudah berangkat pergi ke masjid.
14. Murid satu kelas sudah selesai mengerjakan tugas, tetapi ada satu murid yang masih mengerjakan tugasnya.
15. Bunga itu satu-satunya yang mekar di pagi hari. Sedangkan bunga-bunga yang lain masih menguncup.
16. Pria itu merasa damai meski lingkungannya selalu ramai.