Sandiaga Ikhlaskan Utang Rp 50 Miliar, Anies Baswedan Anggap Selesai

Ade Rosman
7 Februari 2023, 18:34
Anies Baswedan
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Anies Baswedan bersama Sandiaga Uno di DPRD DKI Jakarta, Rabu (15/11).

Perjalanan Anies Baswedan saat maju di pemilihan kepala daerah atau Pilkada DKI Jakarta pada 2017 kembali mendapat sorotan. Saat itu Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno maju diusung oleh Partai Gerindra. Salah satu isu yang mengemuka adalah adanya perjanjian utang piutang antara Anies dan Sandiaga.  

Ihwal perjanjian utang piutang itu terungkap dari diskusi  Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa dengan Akbar Faizal di channel Youtube @AkbarfaizalUncensored yang diunggah Sabtu (4/2). Dalam wawancara berdurasi sekitar 56 menit itu Erwin sempat menyinggung adanya perjanjian utang piutang senilai Rp 50 miliar antara Anies dan Sandiaga.

Menanggapi pernyataan Erwin, Sandiaga Uno membenarkan adanya perjanjian itu. Namun, ia mengatakan tak lagi mempersoalkan perjanjian antara dirinya dengan Anies yang kini bersiap bertarung dalam pilpres.  Pernyataan itu disampaikan Sandiaga di sela peringatan hari lahir 1 Abad NU di Sidoarjo Jawa Timur, Selasa (7/2). 

Menurut Sandiaga keputusan untuk mengikhlaskan perjanjian utang senilai Rp 50 miliar itu ia ambil setelah berdiskusi dengan keluarga dan berserah pada Tuhan. Selain itu Sandiaga menyebutkan saat ini ia akan lebih memilih fokus menatap masa depan.

Anies Baswedan juga telah menganggap persoalan perjanjian utang piutang dengan Sandiaga sudah tidak berlaku. Pernyataan itu disampaikan Anies melalui Hendri Satrio dalam konferensi pers di kawasan Cikini Jakarta Pusat, Selasa (7/2). 

"Saat ini, perjanjian tersebut sudah selesai. Jadi, bukan lunas bahasanya atau diikhlaskan, tetapi selesai,” ujar Hendri. 

Menurut Hendri perjanjian dianggap selesai lantaran dalam kesepakatan disebutkan Anies harus mengembalikan uang Rp 50 miliar apabila kalah di Pilkada DKI Jakarta. Apabila Anies dan Sandiaga menang dalam pilkada maka perjanjian dianggap selesai. 

"Jadi, pokoknya beres, deh. Nggak usah dibalikin. Ini budaya baru dalam kontestasi pilkada," kata Hendri lagi. 

Adanya perjanjian antara Anies dan Sandiaga menurut Hendri merupakan hal yang baik dalam politik. Dengan adanya perjanjian maka kepala daerah bisa lebih fokus dalam bekerja rakyat ketimbang berpikir mengenai bagaimana cara membayar pinjaman ketika berkontestasi.

Ketika disinggung apakah isu pinjaman Rp 50 miliar diangkat untuk mengganggu atau mencitrakan Anies Baswedan,Hendri justru melihat hembusan itu menguntungkan Anies. Dia menyebut publik akan melihat bahwa Anies merupakan orang yang berkomitmen terhadap janji politik. 

Akhir Polemik

Pernyataan ikhlas yang disampaikan Sandiaga mendapat respon dari politikus Partai Nasional Demokrat yang merupakan salah satu partai pendukung Anies maju di pemilihan presiden. Apalagi tim Anies juga telah menyatakan bahwa persoalan perjanjian utang piutang selesai. 

Ketua Teritorial Pemenangan Pemilihan Umum Partai Nasdem Effendy Choirie menyatakan bersyukur. Ia berharap akhir polemik tersebut tidak mempengaruhi hubungan Sandiaga dan Anies. 

"Ya baguslah kalau ikhlas. Kalau benar ya. Kami kan tahu dua orang itu bersahabat, tiba-tiba Sandi ngomong begitu, kan kaget juga kita," kata Effendy, Selasa (7/2).

Lebih jauh ia mengatakan partainya masih akan terus menguatkan konsolidasi di internal partai untuk menghadapi pemilu dan pemilihan presiden 2024 mendatang. Saat ini Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera telah menyatakan dukungan terhadap Anies Baswedan maju dalam pemilihan presiden.

Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...