Indonesia Incar Sembilan Medali Emas di Ajang Special Olympics Jerman

Andi M. Arief
15 Maret 2023, 22:05
Indonesia Incar Sembilan Emas di AJang Special Olympics Jerman
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/wsj.
Sejumlah insan bertalenta khusus atau disabilitas intelektual menampilkan Tari Soreng saat kirab Obor Pekan Special Olympics Nasional (Pesonas 2022) di Taman Lumbini, Kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Pengurus Pusat Special Olympics Indonesia atau PP SOIna menargetkan sembilan medali emas pada perhelatan Special Olympics World Games di Jerman tahun ini. Target tersebut lebih rendah dari realisasi medali emas pada olimpiade sebelumnya, yakni 11 medali emas.

Ketua PP SOIna Warsito Ellwein menjelaskan, penurunan target perolehan medali disebabkan oleh pandemi Covid-19. Menurutnya, pandemi telah memangkas jumlah atlet yang bisa dikirimkan kali ini dari 75 orang menjadi 25 orang.

"Target emas saya pikir kalau kami realistis, kami ingin mendapatkan sembilan emas lah," kata Warsito di Jakarta, Rabu (15/3).

Warsito mencatat, 25 atlet berkebutuhan khusus tersebut akan berlaga di tujuh cabang olahraga, yakni Renang, Atletik, Bulu Tangkis, Tenis Meja, Boling, Senam Artistik, dan Senam Atletik. Warsito optimistis setidaknya dapat mengantongi tujuh medali emas pada olimpiade tahun ini.

Cabang yang dimaksud adalah dua medali emas dari masing-masing Bulu Tangkis dan Atletik. Sementara itu, Warsito yakin para atlet dari cabang olah raga Atletik, Renang, Tenis Meja, dan Senam dapat memproduksi masing-masing satu medali emas.

Sebagai informasi, atlet dalam Special Olympics merupakan orang dengan berkebutuhan khusus. Berbeda dengan Paralympics, kriteria atlet yang bisa bergabung dalam Special Olympics adalah IQ di bawah 70 poin.

Walau demikian, Warsito menyampaikan ada sebagian atlet Special Olympics yang juga bertandang di Paralympics. Akan tetapi, jumlah atlet Special Olympics di Paralympics hanya berkontribusi sekitar 2%

Kendati memiliki kebutuhan khusus, Warsito menekankan, atlet Special Olympics punya kemampuan fisik yang tidak jauh berbeda dengan atlet Paralympic maupun Olimpiade normal. Sekadar contoh, salah satu atlet lari Special Olympic nasional yang akan dikirim nanti memiliki rekor berlari 11,3 detik dalam 100 meter.

Sejauh ini, rekor waktu 100 meter di Special Olympic adalah 11,2 detik. Sementara itu, rekor lari 100 meter pada Olimpiade 9,58 detik.

Special Olympic Jerman akan berlangsung pada 17-25 Juni 2023. Untuk mencapai target, Warsito mengatakan para atlet yang dikirim akan melakukan pelatihan terpusat di Semarang mulai 1 Mei 2023 hingga waktu keberangkatan.

Saat ini, para atlet tersebut melakukan latihan di daerahnya masing-masing. Adapun, 25 atlet yang akan bertandang di Jerman nanti berasal dari 17 provinsi. "Ketujuh cabang olah raga itu akan kami pusatkan pelatihannya di Semarang, yakni enam abang di Semarang dan khusus Bulu Tangkis di Kudus," kata Warsito.

Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...