Pantura Punya Potensi Besar, Menteri Kelautan Genjot Produksi Nila

Aditya Widya Putri
19 Maret 2023, 19:25
Pekerja memindahkan ikan cakalang hasil tangkapan nelayan dari kapal di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate, Maluku Utara, Rabu (15/2/2023). Menteri Kelautan dan Perikanan menargetkan ekspor hasil perikanan Indonesia tahun 2023 bisa mencapai 7,66 miliar
ANTARA FOTO/Andri Saputra/hp.
Pekerja memindahkan ikan cakalang hasil tangkapan nelayan dari kapal di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate, Maluku Utara, Rabu (15/2/2023). Menteri Kelautan dan Perikanan menargetkan ekspor hasil perikanan Indonesia tahun 2023 bisa mencapai 7,66 miliar dolar Amerika atau setara Rp 116,1 triliun karena hasil produksi ikan lebih dari 72 ribu ton per tahun.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berencana akan menggenjot produksi tilapia, alias ikan nila. Ceruk pasar ekspor ikan nila tergolog bagus dan tidak terdampak resesi global.

Dalam skala perdagangan internasional, komoditas perikanan ekspor teratas masih dikuasai udang, tuna, cakalang, sotong, gurita, dan kepiting. Meski begitu permintaan pasar terhadap komoditas ikan nila juga meningkat.

Trenggono berambisi Indonesia ikut unggul dalam pasar perdagangan ikan global.

“Kita ingin ada lima komoditas yang sangat kuat di internasional, yakni udang, lobster, kepiting, tilapia dan rumput laut,” ujar Trenggono dalam acara pencanangan Bulan Mutu Karantina di Semarang, Minggu, (19/3).

Kegiatan Bulan Mutu Karantina kali ini bertajuk “Peran Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) dalam Penjaminan Ikan Sehat, Bermutu, dan Bebas Mikroplastik”.

Strategi menggenjot produksi ikan nila mengacu pada kebutuhan internasional yang tinggi, mencapai USD13,9 miliar pada tahun 2023 ini.

Tak mau kalah dengan negara pengekspor ikan terbesar seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Cina, Trenggono ingin agar Indonesia ikut mengisi pasar perdagangan ikan internasional.

“Negara yang paling besar (ekspor ikan), ya Amerika Serikat, Jepang, kemudian China. Tidak menutup kemungkinan wilayah Eropa ya yang secara spesifik sudah cukup bagus," katanya.

Apalagi, Indonesia merupakan negara maritim yang punya potensi perikanan besar. Seperti yang dilihat Trenggono di kawasan Pantai Utara Jawa Tengah yang cocok untuk mengembangkan nila, selain sebelumnya udang.

“Kita genjot di sini agar budidayanya menjadi lebih bagus. Jalur Pantai Utara dulu mengembangkan udang, tapi wilayahnya sudah tidak bagus. Jadi kita geser, revitalisasi menjadi nila,” terangnya.

Menurut Trenggono, permintaan internasional terhadap ikan terus meningkat, tidak terdampak resisi meski di sektor budidaya lain seperti udang di Amerika mengalami sedikit penurunan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...