PKB Kalahkan Golkar Versi Survei SMRC, Muhaimin: Kami Bisa Juara Dua
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menyambut gembira hasil survei yang dirilis lembaga Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Dalam survei yang dilaksanakan 2-11 Maret 2023 itu PKB bisa menempati posisi ketiga mengalahkan Partai Golkar.
Menurut Muhaimin hasil survei yang dirilis SMRC merupakan salah satu indikator bahwa kerja keras partai bisa berbuah kemenangan. Meski begitu ia mengingatkan pengurus partai untuk terus bekerja dalam mewujudkan kemenangan pada pemilu 2024 mendatang.
"Survei itu salah satu indikator, yang lebih penting dari survei itu pembuktian. Jangan lena, jangan lalai, jangan terlalu cepat puas," kata Muhaimin, Senin (20/3).
Muhaimin mengatakan hasil survei akan menjadi penyemangat bagi pengurus partai untuk lebih bekerja keras. Ia pun berharap para pengurus bisa membuktikan PKB mampu menjadi juara pada Pemilu 2024. Ia bahkan optimistis PKB bisa bertengger di juara dua nasional jika semangat dan kerja keras seluruh kader dan pengurus tetap bergelora.
"Kami sangat bangga, bersyukur; beberapa lembaga survei, terakhir SMRC, kenaikan PKB cukup signifikan dan ada beberapa lembaga survei yang menunjukkan tren elektabilitas kami menuju dua besar," tambah Wakil Ketua DPR RI Bidang Korkesra itu.
Secara khusus, Muhaimin mengatakan PKB menargetkan bisa menang dengan perolehan minimal 30 persen di Jawa Timur. Saat ini, hasil survei internal PKB elektabilitas PKB di Jawa Timur sudah berada di posisi teratas dengan capaian 24 persen. PKB menjadi target khusus lantaran menjadi basis partai yang didukung oleh santri dan anggota Nahdlatul Ulama.
"Untuk Jatim, kami juga sangat tinggi, tapi belum sampai target kami 30 persen di Jatim, sehingga kami bisa menentukan arah pembangunan Jatim ke depan," ujar Muhaimin.
Tiga Partai Alami Kenaikan Suara
Survei terbaru yang dirilis SMRC menunjukkan adanya pergeseran suara pemilih dalam menentukan partai politik. Peneliti SMRC Deni Irvani mengatakan bila pemilu dilakukan hari ini maka hanya ada tiga partai yang mengalami peningkatan suara dibanding pemilu 2019.
Menurut Deni berdasarkan survei yang dilakukan terhadap 1.061 responden yang tersebar di seluruh indonesia partai yang mendapat suara paling besar adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan suara 23,4 persen. Raihan ini mengalami kenaikan cukup signifikan dibanding pemilu 2019 saat PDIP hanya mengantongi 19,2 persen suara.
Di urutan kedua ada partai Gerakan Indonesia Raya dengan jumlah suara 14,1 Persen. Suara Gerindra naik dari 12,6 persen pada pemilu 2019. Selanjutnya di urutan ketiga ada partai Kebangkitan Bangsa yang menyalip posisi Partai golkar dengan raihan 10,3 persen, Pada pemilu 2019 PKB hanya meraih 9,7 persen suara.
Pada survei kali ini Golkar turun ke posisi 4 dengan suara 9,1 persen. Capaian ini turun signifikan dari 12,3 persen pada pemilu 2019. Adapun survei dilakukan pada 2-11 Maret 2023 dengan margin of error 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
"Survei dilakukan dengan metode acak bertingkat dengan wawancara langsung oleh tim yang sudah dilatih," ujar Deni dalam paparan survei yang dikutip Senin (20/3).
Menurut Deni tingginya suara yang diperoleh oleh PDIP, Gerindra dan PKB salah satunya ditopang oleh posisi ketiga partai sebagai partai pengusung pemerintah. Di sisi lain, Gerindra dan PKB menurut dia juga terlihat lebih terpola dalam melakukan sosialisasi partai sehingga lebih mendapat simpati publik.
Temuan lain survei yang menjadi penekanan SMRC adalah posisi partai parlemen yang tidak memenuhi 4 persen suara. Terdapat dua partai parlemen yang terancam tak lolos parlemen pada pemilu 2024 yaitu Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangun.
Berdasarkan survei yang dilakukan SMRC, PAN hanya meraih 1,9 persen turun dari 6,8 persen pada pemilu 2019. Selanjutnya PPP hanya meraih 2,4 persen suara turun dari 4,6 persen pada pemilu 2019.
"PPP dan PAN sebagaimana temuan dari survei sebelumnya masih di zona belum aman untuk masuk ke parlemen karena suaranya di bawah 4 persen," ujar Deni.
Menurut Deni, di luar partai parlemen belum ada partai baru yang bisa lolos untuk masuk ke parlemen. Dua partai non parlemen yang mendapat suara di atas 1 persen adalah Partai Perindo dengan 1,7 persen suara dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan 1,1 persen suara.
Partai non parlemen lain yaitu PBB, Hanura, Gelora, PKN, Partai Buruh Garuda, dan Ummat hanya meraih suara di bawah 1 persen. Sedangkan pemilih yang belum menentukan suara masih cukup banyak dengan persentase mencapai 15,3 persen.