Gunung Anak Krakatau Erupsi, Lontarkan Abu hingga 600 Meter
Gunung Anak Krakatau erupsi pada Rabu (29/3) pukul 00.41 WIB. Masyarakat diminta waspada dan tidak beraktivitas di dekat gunung tersebut d dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekam aktivitas vulkanik berupa erupsi yang terjadi di Gunung Anak Krakatau yang berlokasi di perairan Selat Sunda, Provinsi Lampung.
"Tinggi kolom letusan teramati lebih kurang 600 meter di atas puncak," ujar Petugas Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau, Deny Mardiono dalam laporan yang diterima di Jakarta, Rabu (29/3).
Deny menuturkan bahwa kolom abu letusan terlihat berwarna hitam dengan intensitas tebal mengarah ke barat daya. Erupsi terekam melalui alat seismograf dengan amplitudo maksimum 70 milimeter dan durasi 25 detik.
Level Siaga
Gunung Anak Krakatau berada pada status level III atau siaga. Masyarakat diimbau untuk tidak mendekati gunung api tersebut atau beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.
Sebelumnya pada Selasa (28/3), gunung api tersebut tercatat mengalami erupsi cukup besar sebanyak lima kali, mulai pukul 04:12 WIB dengan tinggi kolom abu teramati lebih kurang 800 meter.
PVMBG mengatakan sejak kelahirannya pada Juni 1927 hingga saat ini, Gunung Anak Krakatau telah tumbuh semakin besar dan tinggi.
Karakter letusan Gunung Anak Krakatau berupa erupsi eksplosif dan erupsi efusif dengan waktu istirahat letusannya berkisar antara satu sampai enam tahun.
Erupsi-erupsi itu menghasilkan abu vulkanik dan lontaran lava pijar serta aliran lava yang perlahan membangun tubuh gunung api tersebut.
Indonesia adalah negara dengan gunung berapi aktif terbanyak di dunia, menurut laporan Smithsonian Institution Global Volcanism Program.
Laporan tersebut mencatat ada 55 gunung berapi aktif di Nusantara sejak 1950 hingga 5 Juni 2022. Beberapa di antaranya adalah Gunung Dukono, Gunung Ibu, Gunung Semeru, Gunung Karangetang, Gunung Lewotolok, Gunung Merapi, dan Gunung Krakatau.