Bappenas Ramal Jumlah Penduduk Indonesia Turun ke Ranking 6 Pada 2045
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa memproyeksikan perlambatan pertumbuhan penduduk mulai tahun depan hingga 2050. Alhasil, peringkat Indonesia akan turun dari posisi empat ke peringkat keenam penduduk terbanyak di dunia pada 2045.
Suharso memprediksikan laju pertumbuhan penduduk nasional per tahun akan turun di bawah 1% atau 0,9 persen mulai 2030. Laju pertumbuhan akan terus melambat hingga mencapai 0,3 persen per tahun pada 2050.
Posisi Indonesia akan berada di bawah India, Cina, Amerika Serikat, Pakistan, dan Nigeria. Sedangkan saat ini ranking penduduk dua negara tersebut masih berada di bawah RI.
"Pertumbuhan penduduk periode 2020-2050 rata-rata sebesar 0,67% setiap tahun, dan melambat terus setiap tahunnya," kata Suharso dalam penutupan Musyawarah Perencanaan Pembangunan seperti dikutip dari Youtube Wakil Presiden, Selasa (16/5).
uharso meramalkan jumlah penduduk nasional pada 2045 menjadi 324 juta orang, sementara pada 2050 menjadi 328 juta orang. Artinya, total penduduk di dalam negeri akan bertambah 54,42 juta orang dari 2020.
Suharso menemukan komposisi penduduk akan berubah setiap tahunnya. Menurutnya, komposisi penduduk 0-14 tahun akan terus berkurang dan komposisi penduduk lansia atau di atas 65 tahun akan terus bertambah.
Dengan demikian, komposisi penduduk usia produktif akan konsisten tergerus dari realisasi 2020 sebanyak 69,2% persen menjadi di bawah 65% pada 2050. Adapun, komposisi penduduk usia produktif pada 2045 susut menjadi 65,7% persen.
Komposisi penduduk 0-14 tahun akan turun ke bawah 20% pada 2045 menjadi 19,6 %. Saat ini, komposisi penduduk muda mencapai 24,5% persen.
Sementara itu, komposisi penduduk lansia akan terus meningkat hingga 2050 menjadi 16% persen. Sedangkan rasio penduduk lansia pada 2020 hanya 6,1%.
Suharso mengatakan proyeksi tersebut merupakan hasil perhitungan dengan skenario tidak ada intervensi dari pemerintah. Dengan kata lain, angka kesuburan atau fertility rate terus menurun dan menjadi 1,9 poin pada 2045.
Selain itu, angka kematian bayi atau infant mortality rate mencapai 7,8 poin pada 2045. Artinya, akan ada 7,85 bayi yang meninggal setiap 1.000 bayi yang lahir pada tahun Indonesia Emas.
Kombinasi penurunan angka kesuburan dan naiknya angka kematian bayi membuat laju pertumbuhan penduduk terus melambat. Akhirnya, Indonesia disusul oleh Pakistan dan Nigeria.
Suharso mengatakan Indonesia masih menduduki peringkat keempat dengan total penduduk 285,55 juta orang pada 2024. Sementara itu, Nigeria di posisi keenam dengan total 234,57 orang, dan Pakistan di peringkat kelima dengan jumlah 249,95 juta.
Namun Suharso meramalkan Nigeria dapat menyalip Pakistan dan Indonesia menjadi peringkat keempat dengan total penduduk 349 juta orang. Sementara itu, Pakistan bertahan di posisi kelima dengan total penduduk 345,82 juta orang.
Selain skenario yang telah dipaparkan, Bappenas juga menyiapkan dua proyeksi lain pertumbuhan penduduk. Skenario kedua adalah pemerintah berhasil menjaga angka kelahiran sebesar 2,0 poin dan menekan kematian bayi menjadi 5,8 poin.
Adapun, skenario ketiga adalah pemerintah tetap menjaga tingkat kesuburan sebesar 2,0 poin, tapi terus menekan tingkat kematian hingga 4,2 poin.