Kemenag Siapkan Terobosan Fiqih untuk Jemaah Lansia Jelang Puncak Haji

Amal Ihsan Hadian
18 Juni 2023, 09:12
Dokter memeriksa kesehatan calon haji di Klinik Kesehatan Satelit, kawasan Hotel Arkan Bakkah, Mahbas Jin, Mekah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023). Kemenag menyiapkan layanan pos kesehatan satelit di seluruh hotel yang ada di semua sektor kawasan Mekah untu
ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/tom.
Dokter memeriksa kesehatan calon haji di Klinik Kesehatan Satelit, kawasan Hotel Arkan Bakkah, Mahbas Jin, Mekah, Arab Saudi, Selasa (13/6/2023). Kemenag menyiapkan layanan pos kesehatan satelit di seluruh hotel yang ada di semua sektor kawasan Mekah untuk mendekatkan layanan kesehatan bagi jamaah calon haji selama pelaksanaan ibadah haji.

Puncak ibadah haji kian dekat. Seluruh kelompok terbang (Kloter) jemaah haji gelombang pertama yang mendarat dan menginap kini sudah berkumpul di Mekah. Pelaksanaan puncak di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) untuk jemaah lanjut usia (lansia) kini menjadi fokus prioritas.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Subhan Cholid mengatakan, saat ini seluruh perhatian diarahkan pada upaya merumuskan skema pergerakan jemaah haji pada saat puncak haji di Armuzna. PPIH menginginkan ada terobosan kebijakan yang sesuai dengan ketentuan fiqih atau syariat Islam sekaligus tidak memberatkan jemaah lansia dalam proses pelaksanaannya.

Pelaksanaan haji tahun ini mengusung tema 'Haji Ramah Lansia'. Untuk menampung jemaah yang keberangkatannya tertunda di 2020, 2021, dan 2022 akibat pandemi Covid-19, pembatasan usia yang diberlakukan Arab Saudi di tahun-tahun sebelumnya dihapus, Artinya, jemaah haji berusia di atas 65 tahun boleh berangkat tahun ini. Total, ada sekitar 67.000 jemaah haji yang memiliki usia 65 tahun ke atas yang berangkat tahun ini atau sekitar 30% dari total jemaah haji Indonesia di 2023.

Persentase jemaah lansia yang jauh lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya ini menghadirkan tantangan dalam pelaksanaan ibadah haji. Momok terbesar datang dari pelaksanaan puncak haji Armuzna ketika jemaah haji harus berjalan sejauh 7-14 kilometer bolak-balik, kurang tidur lantaran berjaga di mayoritas malam, dan tinggal di alam terbuka, meski tersedia tenda di Arafah. Hampir bisa dipastikan para jemaah lansia tidak akan mampu melaksanakannya. Kalau dipaksakan, dikhawatirkan banyak jemaah haji ini akan mengalami problem fisik yang serius, bahkan mengancam jiwa.

Untuk membantu para jemaah lansia itu, Kementerian Agama (Kemenag) sudah menerapkan beberapa kebijakan terobosan seperti pembentukan unit khusus layanan jemaah haji ramah lansia pada struktur Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), pembentukan tim khusus Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Jamaah Haji (PKP3JH) yang direkrut dari rumah sakit TNI/Polri di struktur PPIH, penyusunan standar prosedur (SOP) jemaah haji ramah lansia, termasuk visitasi tim kesehatan Kloter terhadap jemaah haji lansia selama di pesawat serta sigap membantu jemaah haji lansia yang membutuhkan bantuan (kesulitan membawa tas kabin, mengantar dan menemani ke toilet) dan kursi prioritas kepada jemaah haji lansia di dalam bus, bandara, lobi hotel, lisft khusus.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...