Menakar Gelaran MotoGP, WSBK, dan Formula E: Satu Untung Dua Buntung

Andi M. Arief
19 Juni 2023, 14:46
MotoGP dan WSBK di mandalika
ANTARA FOTO/Andika Wahyu/foc.
Pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira (kanan) memacu kecepatan sepeda motornya saat balapan MotoGP seri Pertamina Grand Prix of Indonesia di Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok Tengah, NTB, Minggu (20/3/2022).

Indonesia telah menjadi tuan rumah bagi tiga ajang balap internasional sejak 2021, yakni Formula E, MotoGP, dan World Superbike atau WSBK. Namun hanya Formula E yang sejauh ini menghasilkan keuntungan bagi pemerintah.

Seperti diketahui ajang Formula E dilakukan sejak 2022 di DKI Jakarta dan dikelola oleh PT Jakarta Propertindo atau Jakpro. Sementara itu, WSBK mulai digelar pada 2021 di Nusa Tenggara Timur dan dikelola oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourey.

Terakhir, MotoGP mulai diselenggarakan di Sirkuit Mandalika pada 2022 dan dikelola oleh Injourney. MotoGP Mandalika 2021 batal diselenggarakan lantaran gagal lolos inspeksi oleh Federasi Sepeda Motor Internasional.

Jakpro merupakan Badan Usaha Milik Daerah DKI Jakarta. Sedangkan InJourney adalah Badan Usaha Milik Negara. Secara rinci, WSBK dikelola oleh anak usaha InJourney, yakni PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC.

Perhelatan WSBK terakhir digelar pada 3 Maret 2023 pada musim 2022-2023. Artinya, WSBK telah digelar tiga kali di Sirkuit Mandalika. Namun InJourney menaksir laporan keuangan dari ketiga perhelatan tersebut bergerak di zona merah.

Kementerian BUMN menghitung pengelolaan WSBK membuat perseroan merugi sekitar Rp 100 miliar. Senada dengan Kementerian, InJourney mencatat penyelenggaraan MotoGP membuahkan kerugian senilai Rp 50 miliar.

Sebelumnya, Direktur Utama InJourney Dony Oskaria mengatakan kerugian WSBK disebabkan minimnya minat investor. Adapun, kerugian MotoGP berakar dari pemasukan iklan yang sangat kecil dan biaya operasional yang besar.

"WSBK akan kami hilangkan. Sehingga tidak muncul biaya yang tidak menarik secara sponsorship," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, dikutip Kamis (16/6).

Dony melaporkan beban utang ITDC tahun ini mencapai Rp 4,6 triliun. Secara rinci, utang jangka pendek senilai Rp 1,2 triliun dan utang jangka panjang hingga Rp 3,4 triliun.

DPR telah mengabulkan permintaan Penyertaan Modal Negara oleh InJourney senilai Rp 1,19 triliun. InJourney berencana menggunakan Rp 1,05 triliun sebagai sumber dana pembayaran utang.

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...