Johnny Plate Terima Miliaran Rupiah dalam Kardus di Kantor Kominfo

Yuliawati
Oleh Yuliawati
28 Juni 2023, 11:29
Terdakwa kasus dugaan korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tahun 2020-2022 Johnny Plate mengikuti sidang dakwaan di Pengadilan Tipik
ANTARA FOTO/Galih Pradipta/nym.
Terdakwa kasus dugaan korupsi penyediaan menara base transceiver station (BTS) 4G dan infrastuktur pendukung 1, 2, 3, 4, dan 5 Bakti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tahun 2020-2022 Johnny Plate mengikuti sidang dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Mantan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate menjalani sidang perdana dugaan kasus korupsi penyediaan infrastruktur BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kominfo 2020-2022. Kejaksaan mendakwa Johnny turut serta melakukan 12 perbuatan melawan hukum dalam perkara korupsi yang diduga merugikan negara Rp 8 triliun.

Dalam dakwaan tersebut, Johnny disebut menerima uang senilai Rp 17,8 miliar dalam beberapa bentuk. Salah satunya menerima uang tunai Rp 4 miliar yang dibungkus kardus.

Johnny diduga menerima uang tunai itu sekitar 2022 sebanyak empat kali dari Irwan Hermawan. Irwan merupakan Komisaris Solitech Media Sinergy yang menjadi tersangka dalam korupsi BTS.

Uang itu ia terima sebesar Rp 1 miliar dibungkus kardus yang diberikan melalui Windi Purnama kepada Welbertus Natalius Wisang atas perintah Anang. Uang tersebut kemudian diserahkan oleh Welbertus Natalius Wisang kepada Johnny sebanyak tiga kali di ruang tamu rumah pribadi Johnny di kawasan CIlandak, Jakarta Selatan. Sisanya diberikan di ruang kerja Johnny di kantor Kominfo.

Apa saja dugaan pelanggaran yang dilakukan Johnny dalam perkara BTS Kominfo? Berikut daftar 12 perbuatan Johnny yang dinilai melanggar hukum:

1. Johnny Plate Bicarakan Tender di Luar Kantor  

Dalam poin pertama jaksa menyebut Johnny bertemu dengan Direktur Utama Bakti Kominfo yang saat itu dijabat oleh Anang Abdul Latief. Pertemuan terjadi pada awal 2020. Direktur Utama PT Moratelindo Galumbang Menak juga turut hadir. Pertemuan berlangsung di Hotel Grand Hyatt dan di Lapangan Golf Pondok Indah. Salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut membahas proyek penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G dan infrastruktur pendukung pada BAKTI Kominfo. 

“Dalam pelaksanaannya kemudian melibatkan perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan Galumbang Menak Simanjuntak,” jelas Jaksa dalam dakwaan. 

2. Johnny Ubah Jumlah Desa Target Pembangunan  BTS

Dalam pelaksanaan proyek BTS, Jaksa menyebut Johnny telah menyetujui perubahan dari 5.052 site desa untuk program BTS 4G Tahun 2020-2024 menjadi 7.904 site desa untuk Tahun 2021-2022. Perubahan ini tanpa melalui studi kelayakan kebutuhan penyediaan infrastruktur BTS 4G. 

Jaksa juga menemukan bahwa perubahan jumlah desa yang disepakati Johnny tidak melalui kajian pada dokumen Rencana Bisnis Strategis (RBS) Kemkominfo maupun BAKTI. Selain itu juga tidak terdapat kajian pada Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA-K/L) Kemkominfo.

3. Gunakan Kontrak Payung

Untuk memuluskan rencana yang telah disusun, jaksa menyebut Johnny kemudian membuat kontrak payung untuk melanjutkan proyek BTS. Kontrak payung ini bertujuan menggabungkan pekerjaan pembangunan /Capital Expenditure (CAPEX) dan pekerjaan operasional atau pemeliharaan/Operating Expenditure (OPEX). 

“Agar penyedia pelaksana pekerjaan pembangunan BTS 4G yang sudah ditetapkan sebagai pemenang dapat melanjutkan pekerjaan pemeliharaan,” ujar Jaksa. 

4. Jaksa Sebut Johnny Plate Peras Anak Buah 

Dalam dakwaan yang dibacakan di pengadilan, jaksa menyebut Johnny telah meminta Anang yang merupakan anak buahnya membayar Rp 500 juta setiap bulan. Permintaan itu ia sampaikan antara Januari-Februari 2021. Permintaan itu baru bisa direalisasikan Anang pada Maret 2021 hingga Oktober 2022. 

“Padahal uang yang diserahkan kepada terdakwa Johnny berasal dari perusahaan konsorsium penyedia jasa pekerjaan Penyediaan Infrastruktur BTS 4G dan Infrastruktur Pendukung Paket 1, 2, 3, 4, dan 5,” ujar Jaksa. 

5. Berikan Pekerjaan pada Yusrizki

Dalam penilaian jaksa, Johnny juga telah melakukan pelanggaran karena memerintahkan Anang memberikan proyek pada Muhammad Yusrizki Muliawan. Yusrizki merupakan Direktur Utama Basis Energi Utama. Pekerjaan power system yang diberikan meliputi battery dan solar panel dalam penyediaan Infrastruktur BTS 4G.

6. Johnny Lalai Kontrol Pelaksanaan Proyek 

Pada perkara keenam, jaksa menilai ada indikasi pembiaran yang dilakukan Johnny sehingga terjadi kerugian negara. Badan Pemeriksa Keuangan Pemerintah (BPKP) menyebut terdapat kerugian hingga Rp 8 triliun dalam proyek BTS. 

Menurut Jaksa selama proses pelaksanaan proyek sejak Maret sampai Desember 2021 Johnny selalu mendapat laporan mengenai perkembangan pengerjaan proyek. Dalam beberapa kali rapat Anang menyebut terjadi keterlambatan dalam pembangunan. 

“Namun terdakwa Johnny Gerard Plate tetap menyetujui usulan atang langkah yang dilakukan Anang Achmad Latif untuk menggunakan instrumen Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 184/PMK.05/2021 yaitu membayarkan pekerjaan 100%,” jelas Jaksa dalam dakwaan. 

Dalam hal pembayaran dilakukan 100%, Anang kemudian menggunakan jaminan Bank Garansi. Selain itu Anang juga memberikan perpanjangan pekerjaan sampai dengan 31 Maret 2022. 

“Padahal tidak memperhitungkan kemampuan penyedia untuk menyelesaikan pekerjaan,” jelas Jaksa. 

7. Johnny Lanjutkan Kontrak Meski Pekerjaan Mandek 

Pada 18 Maret 2022 bertempat di Hotel The Apurva Kempinski Nusa Dua, Bali, Kemenkominfo melakukan evaluasi pelaksanaan proyek. Pada saat itu Johnny mendapat laporan bahwa pekerjaan proyek hingga Maret 2022 masih belum selesai. 

Menurut Jaksa meski proyek belum selesai, Johnny tetap meminta Anang selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk tidak memutuskan kontrak. Ia justru meminta perusahaan konsorsium untuk melanjutkan pekerjaan, padahal waktu pemberian kesempatan berakhir tanggal 31 Maret 2022.

8. Johnny Terima Fasilitas Golf Pribadi 

Dalam dakwaannya, jaksa menyebutkan selama kurun waktu 2021-2022 Johnny mendapat fasilitas dari Galumbang Menak berupa pembayaran bermain Golf sebanyak 6 kali. Fasilitas yang didapatkan bernilai hingga Rp 420 juta, 

9. Perintahkan Anak Buah Kirim Uang

Selanjutnya jaksa menyebutkan Johnny telah memerintah Anang agar mengirimkan uang untuk kepentingan pribadi. Pemberian uang dilakukan secara bertahap dengan rincian.

  1. a) Pada April 2021 sebesar Rp200 juta kepada korban bencana banjir di Kabupaten Flores Timur;
  2. b) Pada Juni 2021 sebesar Rp250 juta kepada Gereja GMIT di Provinsi Nusa Tenggara Timur;
  3. c) Pada Maret 2022 sebesar Rp500 juta kepada Yayasan Pendidikan Katolik Arnoldus;
  4. d) Pada Maret 2022 sebesar Rp 1 miliar kepada Keuskupan Diosis Kupang.

10. Johnny Plate Terima Uang Rp 4 Miliar 

Menurut dakwaan jaksa, sekitar 2022 Johnny telah menerima uang sebanyak 4 kali dengan total keseluruhan Rp 4 miliar dari Irwan Hermawan. Irwan merupakan tersangka dalam korupsi BTS> Uang itu ia terima sebesar Rp 1 miliar dibungkus kardus yang diberikan melalui Windi Purnama kepada Welbertus Natalius Wisang atas perintah Anang.

Uang tersebut kemudian diserahkan oleh Welbertus Natalius Wisang kepada Johnny sebanyak 3 kali di ruang tamu rumah pribadi Johnny di kawasan CIlandak, Jakarta Selatan. Sisanya diberikan di ruang kerja JOhnny di kantor Kominfo. 

11. Johnny Terima Fasilitas Hotel 

Menurut Jaksa, pada 2022 Johnny juga mendapatkan fasilitas dari Jemy Sutjiawan berupa sebagian pembayaran hotel. Fasilitas itu ia terima selama melakukan perjalanan dinas luar negeri ke Barcelona Spanyol sebesar Rp 452 juta. 

12. Johnny Terima Fasilitas Selama di Luar Negeri

Masih pada 2022 jaksa menyebutkan Johnny mendapat fasilitas dari Irwan Hermawan berupa sebagian pembayaran hotel bersama tim selama melakukan perjalanan dinas luar negeri ke Paris Prancis. Fasilitas yang diterima berjumlah Rp 453 juta. Selanjutnya saat melakukan perjalanan dinas ke London Inggris juga mendapat fasilitas senilai Rp 167 juta. Begitu pula saat melakukan perjalanan ke Amerika Serikat ia mendapat fasilitas senilai Rp 404 juta. 

Johnny Plate Ajukan Eksepsi 

Atas dakwaan yang diajukan jaksa, Johnny Plate menyatakan akan mengajukan eksepsi atau nota pembelaan. Sebelum menutup sidang, hakim menanyakan apakah penasihat hukum Johnny akan mengajukan eksepsi atau tidak terkait dakwaan terhadap kliennya. 

Namun hakim menegaskan, eksepsi yang diajukan nantinya tidak masuk ke dalam pokok perkara, dan hanya terkait formalitasnya saja. "Kalau menyinggung pokok perkara pasti kami tolak," kata hakim.

Mendengar pertanyaan hakim, Johnny bersama penasihat hukumnya meminta waktu sebentar untuk berdiskusi. Setelah berdiskusi pengacara Johnny Achmad Cholidin mengatakan akan mengajukan eksepsi. 

Hakim pun mengamini permintaan eksepsi yang diajukan penasihat hukum Johnny. Hakim memutuskan penyampaian eksepsi dari Sekretaris Jenderal Partai Nasdem tersebut akan dilakukan pada pekan depan.

"Sidang kita tunda minggu depan, Selasa lagi, 4 Juli 2023," kata hakim.

Sebelum sidang berakhir, hakim bertanya pada Johnny apakah dirinya mengerti dengan dakwaan yang dilayangkan kepadanya. Johnny pun menjawab mengerti. Meski begitu, ia menyatakan tak melakukan apa yang didakwakan kepadanya.

"Saya mengerti, Yang Mulia, tapi saya tidak melakukan apa yang didakwakan. Nanti saya akan buktikan," kata Johnny. 

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...