Pertemuan Menlu ASEAN ke-56 Sepakat Bangun Kerja Sama dengan Serbia
Menteri Luar Negeri negara anggota ASEAN berkumpul di Jakarta hari ini, Selasa (11/7). Pertemuan hari pertama berisi sejumlah agenda di antaranya soal isu kawasan bebas senjata nuklir ASEAN atau SEAMWFZ, hak asasi manusia (HAM) dan pertemuan pleno Rapat Menteri Luar Negeri ASEAN atau AMM ke-56.
Sebanyak 10 dari 11 menteri luar negeri ASEAN hadir langsung di Hotel Shangri-La, Jakarta. Satu perwakilan yang absen yakni Myanmar karena kesepakatan asosiasi untuk tidak mengundang pejabat politik Myanmar saat ini yang dipimpin junta militer Myanmar.
Agenda hari pertama dibuka dengan pertemuan para menlu ASEAN dengan Komisi SEANWFZ. Retno menyebut dari pertemuan tersebut, negara anggota kembali meneguhkan komitmen untuk mendorong Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir sesuai traktat yang sudah disepakati lebih dari dua dekade silam.
Meski demikian, ia menyebut komunikasi di antara negara anggota akan terus dilakukan terkait isu ini mengingat masih terdapat beberapa bagian pada dokumen pembahasan yang belum disetujui. Dirjen Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri sebelumnya menyebut anggota ASEAN kini masih fokus melihat kembali isi kesepakatan. ASEAN perlu meninjau ulang dokumen itu mengingat pembahasannya sempat terhenti cukup lama.
Selesai sesi SEANWFZ, pertemuan dilanjutkan dengan komisi HAM ASEAN atau AICHR. Dari pertemuan itu, Retno kembali menekankan pentingnya dialog untuk menangani isu HAM di kawasan. Ia mengusulkan dialog soal isu HAM di kawasan bisa lebih rutin dan dilembagakan. Negara anggota dalam pertemuan siang tadi disebut merespon positif usulan tersebut.
"Dan juga kami menekankan, kami tidak ingin masalah HAM ini dipolitisasi, apalagi dalam penerapannya memberlakukan standar ganda," kata Retno di Hotel Shangri-La, Jakarta, Selasa (11/7).
Sesi terakhir yakni pertemuan Pleno Rapat AMM ke-56. Dalam pertemuan tersebut, Sekjen ASEAN melaporkan beberapa hal soal keanggotaan Timor Leste, termasuk terkait roadmap keanggotaan. Negara tetangga Indonesia itu juga dilaporkan sudah cukup aktif ikut serta dalam ratusan kegiatan asosiasi setelah resmi mendapat restu dari seluruh anggota pada tahun lalu.
Pertemuan AMM juga turut membahas terkait persiapan menjelang KTT ke-43 ASEAN pada September mendatang. Beberapa persiapan di antaranya pembuatan proposal ASEAN Concord ke-4 yaitu POST 2025 Vision yang akan diadopsi pada KTT mendatang.
"Kemudian kami juga membahas aksesi negara-negara terhadap Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama (TAC) yang diharap aksesi itu bukan hanya di atas kertas tapi juga betul-betul diterapkan," kata Retno.
Pertemuan hari pertama menyepakati aksesi TAC oleh Serbia dan menugaskan kepada Sekretariat ASEAN untuk membahas aplikasi dari Aljazair. Selain itu, seremoni penandatanganan aksesi TAC oleh Arab Saudi dijadwalkan Rabu (12/7).
Untuk kelima kalinya, Indonesia didapuk menjadi Keketuaan ASEAN. Situasi dunia tahun ini yang belum kondusif tentu menjadi tantangan tersendiri dalam mengemban amanah tersebut. Persaingan kekuatan besar dunia yang meruncing mesti dikelola dengan baik agar konflik terbuka dan perang baru tidak muncul, terutama di Asia Tenggara.
Keketuaan Indonesia juga diharapkan menjadi pintu bagi ASEAN untuk berperan aktif dalam perdamaian dan kemakmuran di kawasan melalui masyarakat ekonomi ASEAN. Untuk itu, Indonesia hendak memperkuat pemulihan ekonomi dan menjadikan Asia Tenggara sebagai mesin pertumbuhan dunia yang berkelanjutan.
Simak selengkapnya di https://katadata.co.id/asean-summit-2023 untuk mengetahui setiap perkembangan dan berbagai infomasi lebih lengkap mengenai KTT Asean 2023.
#KatadataAseanSummit2023 #KalauBicaraPakaiData