Dua Menteri Kabinet Jokowi Minat Jadi Ketum Golkar Geser Airlangga

Yuliawati
Oleh Yuliawati
26 Juli 2023, 15:55
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) berbincang dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebelum mengikuti rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6/2022).
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) berbincang dengan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebelum mengikuti rapat kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6/2022).

Dua menteri di kabinet pimpinan Presiden Jokowi berminat menjadi Ketua Umum Golkar menggeser Airlangga Hartarto. Mereka yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.

Selain Luhut dan Bahlil, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) juga digadang sebagai calon ketua umum menggantikan Airlangga.

Desakan meminta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian itu mundur dari jabatan ketua umum berasal dari tiga ormas pendiri Partai Golkar. Mereka yakni Kosgoro 1957, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), dan Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI).

Berikut keterangan Luhut dan Bahlil terkait rencana pencalonan sebagai ketua umum Golkar:

1. Luhut Binsar Pandjaitan Siap Jadi Ketua Umum Golkar

Luhut yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat Golkar menyatakan bersedia menjadi Ketua Umum Golkar jika mendapat dukungan dari anggota partai beringin tersebut.

“Kalau didukung, mau,” kata Luhut usai menghadiri Penandatanganan MoU Program HEAL di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kura-kura Bali, di Denpasar, Selasa (26/7).

Meski siap menggeser Airlangga, dia menyatakan tak memiliki masalah pribadi dan hanya akan menunggu keputusan partai. Apalagi, kata dia, para tokoh senior mendatanginya dan mengajak membahas pergantian ketua umum.

“Airlangga itu teman baik saya, tidak ada masalah. Soal itu tadi (menjadi Ketum Partai Golkar) biarkan saja mekanisme mereka jalan, saya nunggu saja, tidak ada juga kepentingan yang menggebu-gebu di situ,” ujar Luhut Binsar.

Ketika disinggung soal elektabilitas partai yang menurun seperti pada hasil survei Indikator Politik Indonesia, yaitu 9,2 persen berdasarkan survei tatap muka, Luhut juga tak ingin menyalahkan siapa pun, termasuk Airlangga Hartarto.

Menurutnya, kondisi ini justru semestinya diisi dengan upaya perbaikan di tubuh Partai Golkar, dan elite partai memegang kendali besar. 

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...