Momen Hari Kemerdekaan, Demokrat Ingatkan Pesan Soekarno soal Trisakti
Mendekati hari proklamasi yang diperingati setiap 17 Agustus euforia kemerdekaan terasa di mana-mana. Pernak-pernik berbalut warna merah putih ramai di jalanan. Berbagai perlombaan pun marak dilakukan masyarakat untuk menyambut perayaan kemerdekaan RI yang ke-78.
Bagi Partai Demokrat, perayaan kemerdekaan juga diperingati sebagai refleksi atas pencapaian bangsa. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Benny Kabur Harman mengatakan perayaan hari kemerdekaan harus menjadi momen untuk mengingatkan kembali cita-cita perjuangan bangsa seperti telah dirumuskan para pendiri bangsa.
“Kemerdekaan yang sesungguhnya itu adalah kemerdekaan seperti yang dirumuskan oleh Bung Karno dalam Trisakti dan saya setuju itu,” ujar Benny dalam wawancara khusus dengan tim Katadata, seperti dikutip Selasa (15/8).
Menurut benny Soekarno telah mewariskan tiga cita-cita besar bagi bangsa Indonesia yaitu berdaulat di bidang politik berdikari di bidang ekonomi dan berbudaya di bidang kebudayaan. Namun menurut dia, cita-cita Soekarno itu hingga kini baru di atas kertas dan belum terwujud sepenuhnya.
Dalam bidang politik dan hukum, Benny menilai Indonesia masih punya pekerjaan rumah untuk memastikan tersedianya produk hukum yang menaungi kepentingan seluruh masyarakat dan bukan hanya kelompok tertentu saja. Dia menilai perlu pemerintahan yang lebih berpihak pada masyarakat.
Selanjutnya di bidang ekonomi ia mengkritik kemandirian lantaran masih pemerintah masih sering menggunakan skema utang luar negeri untuk pembangunan. “Kalau kita berhutang terus menerus, lebih besar pasak daripada tiang. Itu namanya tidak merdeka lagi,” ujar Benny.
Menurut Benny pembangunan nasional harus dilakukan dengan menggunakan sumber daya nasional. Kebiasan berutang menurut dia justru melahirkan praktik neokolonialisme dan ketergantungan dengan negara lain yang melahirkan dominasi suatu negara terhadap negara Indonesia.
“Yang terjadi kan sekarang dominasi, dominasi China terhadap Indonesia. Itu yang terjadi dan bukan komunikasi lagi. Padahal hubungan kesetaraan itu mengandalkan ada komunikasi yang setara,” ujar Benny.
Menurut Benny saat ini yang paling penting menjadi perhatian bersama adalah mendorong kemampuan bangsa untuk berdiri setara dengan negara lain. Hal ini tidak hanya berlaku untuk pemerintahan tetapi juga untuk seluruh masyarakat. Perasaan setara dengan seluruh bangsa di dunia inilah yang diyakini Benny sebagai esensi dari memaknai kemerdekaan.
“Kalau dikatakan apakah kita sudah Merdeka? Merdeka dalam arti kita bikin pemerintah sendiri, bikin hukum sendiri, itu iya. Tapi ekonomi kan tidak bisa,” kata Benny.
Anggota komisi hukum Dewan Perwakilan Rakyat itu meyakini salah satu cara untuk bisa mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya adalah menghadirkan pemerintahan yang kuat dan mandiri. Pemerintah yang dipilih oleh rakyat menurut Benny juga harus bisa bersikap dan bertindak untuk kepentingan rakyat dan tidak mendahulukan kelompok tertentu saja.
Ia mengingatkan bahwa dalam iklim demokrasi kekuasaan berada di tangan rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan dilaksanakan untuk rakyat. Filosofi ini mengutamakan pelibatan rakyat dalam segala aspek mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan.
“Yang sekarang terjadi kekuasaan dari rakyat, dilaksanakan oleh tim suksesnya dan kekuasaan itu digunakan sebesar-besarnya untuk tim suksesnya juga,” ujar Benny mengkritik pemerintahan hari ini.
Benny menekankan pentingnya pelibatan rakyat dalam pembuatan regulasi. Selain itu ia berharap tidak lagi praktik mengambil untung dari kekuasaan untuk kepentingan kelompok tertentu.