Seluruh Puskesmas di Jakarta Wajib Ukur Kualitas Udara Mulai Besok

Desy Setyowati
27 Agustus 2023, 14:35
kualitas udara, polusi udara,
Muhammad Zaenuddin|Katadata
Lanskap suasana gedung diselimuti kabut polusi udara di Jakarta pada Selasa (22/8) masih buruk.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh Puskesmas di Jakarta untuk rutin memeriksa kualitas udara menggunakan alat sanitari kit. Ini bertujuan memperkuat surveilans data terkait polusi udara.

"Mulai pekan depan saya minta diukur kualitas udara,” kata Budi usai melakukan jalan santai pada acara hari bebas kendaraan bermotor di Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (27/8).

“Dengan begitu, kami mendapatkan laporan kualitas udara dari semua Puskesmas di DKI Jakarta, mana daerah dengan polusi udara yang tinggi," Budi menambahkan.

Bila hasil pengukuran tersebut menunjukkan angka yang tinggi, maka petugas Puskesmas harus mengirimkan sampel ke laboratorium kesehatan untuk memeriksa sumber polusi udara.

Melalui surveilans tersebut, maka pemerintah pusat bisa mengusulkan kepada pemerintah daerah atau pemda untuk menanggulangi sektor-sektor penghasil emisi terbesar di Jakarta.

Menteri Budi mengungkapkan ada tiga penyebab utama polusi udara, yaitu:

  1. Transportasi
  2. Pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU yang memakai bahan bakar batu bara
  3. Industri-industri yang menggunakan batu bara atau bahan bakar karbon lain

"Dengan demikian, kami bisa mengusulkan misalnya, daerah Jakarta Selatan dibereskan terkait mobil. Jakarta Barat karena banyak pabrik dari Tangerang, itu yang mesti dibereskan misalnya," ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, partikel polusi PM2,5 bisa menyebabkan berbagai penyakit pernapasan manusia seperti:

  • Infeksi saluran pernafasan
  • Penyakit paru obstruksi kronik
  • Radang paru-paru
  • Tuberkulosis

BPJS Kesehatan mengklaim Rp 10 triliun untuk biaya pengobatan kelima penyakit pernapasan sepanjang tahun lalu.

Menteri Budi mengimbau masyarakat yang beraktivitas di luar rumah untuk memakai masker guna mencegah PM2,5 terhirup ke paru-paru. Ia mencatat, masyarakat yang terkena penyakit paru-paru mencapai 200 ribu orang per bulan atau naik dibandingkan tahun lalu 50 ribu orang per bulan.

"Kalau sudah kena (penyakit paru-paru) harus ke dokter. Langkah paling penting mencegah, kalau bisa lebih banyak orang pakai kendaraan umum," kata dia.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...