Survei Indikator: PSI, PPP hingga Perindo Berpotensi Tak Lolos Senayan

Ade Rosman
2 Oktober 2023, 12:47
survei pemilu
ANTARA FOTO/Siswowidodo/rwa.
Peserta mengikuti kirab Pemilu 2024 di Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (21/9/2023).

Temuan survei terbaru yang digelar Indikator Politik Indonesia menunjukkan sejumlah partai tak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold jika pemilihan anggota DPR RI dilaksanakan hari ini. Berdasarkan Pasal 414 dan 415 Undang-Undang Nomor 7 Tahun Tahun 2017 sebuah partai politik sekurang-kurangnya harus memperoleh suara 4 persen untuk dapat mendapat kursi di Senayan.

Peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo mengatakan  temuan survei yang dilakukan pada 25 Agustus sampai 3 September 2023 menunjukkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan memperoleh suara terbanyak yakni 26 persen. Pada posisi kedua ada Gerindra dengan 12,6 persen, dan Golkar 9,2 persen.

"PDIP meraih 26 persen, ini paling tinggi. Dan kita lihat kalau di grafiknya itu kelihatan bahwa PDIP stand out sendiri ya, paling panjang grafiknya," kata peneliti utama Indikator Politik Indonesia, Hendro Prasetyo dalam paparan survei seperti dikutip Senin (2/10).

Pada urutan keempat ada Partai Kebangkitan Bangsa dengan elektabilitas 7,5 persen diikuti Partai Keadilan Sejahtera dengan suara 6 persen. Selanjutnya ada Partai Demokrat dengan 5,1 persen, Nasional Demokrat 4,8 persen, dan Partai Amanat Nasional dengan suara 4,5 persen. 

Kemudian, beberapa partai politik yang digambarkan tak lolos ambang batas parlemen lantaran mendapat suara di bawah 4 persen termasuk Partai Persatuan Pembangunan 2,4 persen, Perindo 1,9 persen, dan PSI 0,8 persen. Di luar itu partai lain hanya mendapat suara di bawah 0,5 persen. 

Partai-partai di bawah 1 koma yaitu Hanura 0,3 persen, Garuda 0,3 persen, Gelora 0,2 persen, Partai Bulan Bintang 0,1 persen, Buruh 0,1 persen, lalu Ummat dan PKN yang sama-sama mendapat 0 suara dalam survei tersebut. Kemudian sebanyak 19 persen responden masih belum menentukan pilihannya.

Hendro mengatakan, berdasarkan temuannya faktor penentu untuk partai politik dipilih adalah karena kebiasaan. Meski begitu hasil survei belum mencerminkan dinamika politik yang terjadi dalam satu bulan terakhir seperti bergabungnya Demokrat mendukung Prabowo Subianto di pemilihan presiden dan terpilihnya Kaesang Pangarep sebagai ketua umum PSI.

"Pada umumnya, paling tidak sepertiga temuan kami, orang memilih partai karena sudah biasa. Entah biasa karena memang dirinya biasa, atau keluarganya, atau lingkungannya biasa memilih partai itu," kata Hendro.

Adapun, survei tersebut menggunakan metode multistage random sampling, melibatkan 1200 orang yang berasal dari seluruh provinsi dan terdistribusi secara proporsional. Survei dilakukan dengan oversample di 10 provinsi sehingga total sampel menjadi 4.090 responden. 

10 provinsi dengan sampel tambahan adalah Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten masing-masing menjadi 400 responden, dan Sumatera Selatan dan Lampung masing-masing menjadi 350 responden. Adapun Jambi dan Bangka Belitung masing-masing menjadi 300 responden. Kemudian, margin of error survei sekitar -/+2.9% pada tingkat kepercayaan 95%.

Reporter: Ade Rosman

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...